Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Jejak Kesultanan Turki Ottoman di Nusantara

Meskipun dipisahkan oleh jarak geografis yang terbilang jauh, pengaruh dan kehadiran Kesultanan Turki Ottoman juga mencapai wilayah kepulauan Nusantar

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Jejak Kesultanan Turki Ottoman di Nusantara
Istimewa
Foto ilustrasi: Wilayah kekuasaan Kesultanan Turki Ottoman. 

Kesultanan Aceh menerima kedatangan utusan Turki Ottoman yang merupakan ahli persenjataan sehingga atas bantuannya banyak meriam besar dibuat di Aceh, salah satu meriam yang paling terkenal diberi nama “Lada Secupak”.

Karena itu pada masa jayanya Kesultanan Aceh dikabarkan telah memiliki seribu dua ratus meriam, delapan ratus di antaranya berukuran besar.

Istilah “Lada Secupak” itu sendiri menyimpan kisah unik, seperti dijelaskan oleh Anthony Reid dalam Sixteen Century Turkish Influence in Western Indonesiabahwa utusan Aceh mengalami kesulitan di perjalanan sehingga mereka baru mencapai Istanbul setelah tiga tahun.

Pada saat itu mereka telah memakan semua persediaan beras dan menjual sebagian besar lada untuk menghidupi diri mereka sendiri. Hanya secupak lada (sekitar 675 gram) yang tersisa, para utusan merasa malu tetapi Sultan Sulaiman Agung terharu dengan kisah mereka dan akhirnya mengabulkan permintaan Kesultanan Aceh.

Syarif Mekkah dan Pemberian Gelar “Sultan”

Turki Ottoman juga tercatat melakukan hubungan diplomatik dengan kesultanan lainnya di Nusantara. Hal itu ditandai dengan adanya sebuah pernyataan menarik, pada pembukaan Kongres Umat Islam Indonesia ke-VI di Yogyakarta, 12 Februari 2015.

Momen itu adalah ketika Sri Sultan Hamengku Buwono X mengakui adanya hubungan erat antara Kesultanan Yogyakarta dengan Kekhalifahan Turki Ottoman.

Berita Rekomendasi

Pada tahun 1479, Sultan Ottoman mengukuhkan Raden Patah (Sultan Demak pertama) sebagai Khalifatullah ing Tanah Jawa, perwakilan kekhalifahan Islam Turki Ottoman untuk tanah Jawa.

Pengukuhan tersebut ditandai dengan penyerahan bendera bertuliskan Laa ilaaha illa Allah berwarna ungu kehitaman terbuat dari kain kiswah Ka’bah, dan bendera bertuliskan Muhammadurrasulullah berwarna hijau.

Duplikat dua bendera tersebut tersimpan di Kraton Yogyakarta sebagai pusaka, penanda keabsahan Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat sebagai perwakilan Kekhalifahan Turki Ottoman.

Pernyataan Sultan Hamengku Buwono tersebut diperkuat oleh catatan sejarah yang menyebutkan Sultan Agung dari Kesultanan Mataram mengirimkan utusannya untuk menemui Syarif Mekkah, wakil dari penguasa Ottoman yang berada di Mekkah.

Seperti yang disebutkan oleh Martin van Bruinessen dalamMuslims of the Dutch East Indies and the Caliphate Question, tujuan utusan tersebut adalah untuk meminta legitimasi kekuasaan kepada penguasa Turki Ottoman, persetujuan untuk dapat menggunakan gelar “sultan” dan mendapatkan “stempel emas Bayt al-Haram, Mekkah”. (Djajadiningrat 1913, Bruinessen 1995).

Catatan sejarah lainnya yaitu kronik “Sajarah Banten” seperti yang dijelaskan Michael Laffan dalam The Makings of Indonesian menyebutkan penguasa Banten, Sultan Abdul Qadir pada tahun 1638 mengirimkan utusan ke Mekkah untuk meminta penggunaan gelar sultan dari Syarif Mekkah.

Setelah berhenti di Maladewa, pantai Koromandel, Surat dan Mocha, para utusan Banten melakukan perjalanan ke Jeddah untuk bertemu dengan Syarif Zayd, pemimpin Haramayn saat itu (memerintah 1631-1666).

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas