Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Papua, Cinta Indonesia dan Pendekatan Sepak Bola

Sejauh ini orang-orang Papua yang saya kenal semuanya berlaku santun, sangat respek dan toleran.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Papua, Cinta Indonesia dan Pendekatan Sepak Bola
Ist/Tribunnews.com
Rudi S Kamri. 

Saat ini suhu di Papua sedang demam tinggi. Kehormatan mereka sedang terkoyak. Kejadian di Asrama Mahasiswa Surabaya yang diprovokasi oleh kader Partai Gerindra Tri Susanti dan beberapa ormas harus diusut tuntas.

Oknum aparat TNI yang melakukan tindakan rasisme juga harus dihukum.

Demikian juga oknum Polwan yang mengirimkan minuman keras (miras) ke asrama Papua di Bandung, juga harus ditindak dan dihukum seberat-beratnya.

Akan tetapi masyarakat Papua juga harus jernih melihat siapa yang melakukan penghinaan tersebut dan motif apa yang melatarbelakanginya.

Yang jelas bukan masyarakat Surabaya atau Bandung apalagi masyarakat Indonesia. Cinta Indonesia pada Papua adalah bagian dari perjalanan kebersamaan sebuah bangsa. 

Masyarakat Papua harus tahu juga bahwa saat ini situasi panas di Papua sedang ditunggangi oleh kepentingan politik tertentu, baik di luar negeri maupun di dalam negeri.

Kelompok separatis yang dimotori oleh Benny Wenda dan kawan-kawan dan pemanfaatan momentum pertemuan negara-negara Melanesia sudah jelas ikut bermain api untuk memprovokasi situasi. Isu Papua akan diperdagangkan ke dunia internasional.

Berita Rekomendasi

Itu keinginan busuk mereka. Jadi saudara-saudaraku di Papua harus menyadari hal ini.

Di dalam negeri, sudah pasti kelompok oposisi yang kalah dalam Pemilu/Pilpres 2019 juga sedang menari-nari di atas luka Papua saat ini. Tommy Soeharto, Fadli Zon dan Sandiaga Uno contohnya.

Mereka adalah figur pahlawan kesiangan yang sengaja memanfaatkan situasi di Papua. Narasi bodoh yang mereka bangun dengan jelas menunjukkan derajat berpikir mereka sangat rendah dan sengaja memprovokasi rakyat Papua. Masyarakat Papua juga harus jeli atas kepentingan mereka.

Pilihan terbaik, seharusnya kita semua diam menahan diri agar api kemarahan rakyat Papua segera padam dan tidak semakin bergejolak.

Kita percayakan kepada Presiden Jokowi dan timnya untuk menyelesaikan masalah Papua ini. Seluruh masyarakat Indonesia tahu, Jokowi sangat cinta Papua. Cinta yang luar biasa.

Gubernur Papua Lukas Enembe juga harus bijak, tidak asal “njeplak”. Sebagai wakil pemerintah pusat di Papua, dan merupakan kepanjangan tangan Presiden, dia seharusnya berhati-hati dan bijak dalam berujar.

Bukan malah menyerang kehormatan Presiden dengan narasi konyol yang sangat tidak bijaksana. Pernyataan Gubernur Lukas Enembe seharusnya mendinginkan suasana, bukan sebaliknya.

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas