Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Upaya Merajut Sabuk Nusantara: Sebuah Catatan Anak Bangsa 2019

Entah mengapa suatu saat di bulan November 2019 tiba-tiba saya dihubungi oleh beberapa orang di Papua.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Upaya Merajut Sabuk Nusantara: Sebuah Catatan Anak Bangsa 2019
Ist for tribunnews.com
Suhendra Hadikuntono. 

Oleh: Suhendra Hadikuntono
Pengamat Senior Intelijen

TRIBUNNEWS.COM - Dinamika sosial politik di negeri ini selama tahun 2019 sungguh luar biasa.

Banyak peristiwa terjadi selama tahun ini, namun yang paling menonjol tentu saja terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dan dinamika pasca-Pemilu 2019.

Sejatinya di balik itu banyak peristiwa lain yang terjadi di tahun ini, namun gemanya tertutup oleh ingar-bingar pilpres.

Saya beruntung diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk terlibat secara aktif di berbagai peristiwa dan ikut membantu menyelesaikannya.

Hal ini sesuai dengan prinsip dan komitmen saya yang akan terus mengalir mengikuti arus sungai kehidupan.

Dalam setiap perhentian, saya selalu berusaha menciptakan monumen kehidupan untuk warisan anak cucu kelak.

Berita Rekomendasi

Dari berbagai peristiwa yang saya ikut terlibat di dalamnya, setidaknya ada lima peristiwa menarik yang saya catat dalam upaya saya merajut Sabuk Nusantara:

Pertama, Memberantas Mafia Sepak Bola.

Melihat silang sengkarut persepakbolaan nasional, saya terpanggil untuk turun gunung menyelesaikannya. Pertama saya identifikasi dan petakan masalah yang terjadi dan saya cari sumber masalah yang membuat semua ini terjadi.

Kesimpulan awal saya bahwa biang kerok permasalahan di persepakbolaan nasional adalah adanya match fixing atau mafia pengaturan skor pertandingan sepak bola yang merajalela, dan pembiaran oleh semua stakeholders atau pemangku kepentingan di persepakbolaan nasional, termasuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Akhirnya saya bentuk Komite Perubahan Sepak Bola Nasionali (KPSN). KPSN adalah lembaga murni swadaya masyarakat dan independen.

Atas inisiasi dan kerja keras KPSN, Polri akhirnya bisa meringkus 17 orang pengurus PSSI sebagai tersangka mafia sepak bola, dan ini sejarah.

Belum pernah terjadi di belahan dunia mana pun pengurus federasi sepak bola dicokok oleh aparat kepolisian sedemikian banyaknya.

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas