Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 Gelar Peringatan 74 Tahun Peristiwa Heroik
GENERASI Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP 14.O2.46) lahir 17 Juli 1986 dengan membawa misi utama pelestarian jiwa dan semangat
Editor: Toni Bramantoro
GENERASI Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP 14.O2.46) lahir 17 Juli 1986 dengan membawa misi utama pelestarian jiwa, semangat, nilai (JSN) perjuangan dalam Peristiwa Heroik Merah Putih 14 Februari 1946 di Sulawesi Utara.
Yakni: Pancasila, Proklamasi Kemerdekaan RI 17.8.45, UUD 1945, Sumpah Pemuda 1928, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan Dwi Warna Perkasa Merah Putih.
GPPMP meyakini, sesungguhnya Peristiwa Heroik Merah Putih 14 Februari 1946 memiliki makna strategis bagi sejarah perjalanan kemerdekaan RI.
Karena, momentum ini menjadi pemicu utama pengakuan internasional bagi Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang dituding kolonial Belanda dan sekutunya hanyalah aksi ekstrimis dan separatisme di Tanah Jawa.
Di sisi lain, makna strategis berikutnya adalah, kudeta bersenjata yang didukung revolusi sipil di Manado, dan merupakan aksi pro Proklamasi Kemerdekaan RI pertama di luar Jawa, telah membuat rangkaian wilayah Nusantara Indonesia menjadi seperti sekarang, tak hanya Jawa.
Itulah sebabnya, terus muncul pengakuan Negara melalui Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) yang menetapkan Peristiwa Heroik Merah Putih 14 Februari 1946 merupakan salah satu dari 7 (tujuh) tapak sejarah pergerakan mempertahankan Kemerdekaan RI.
Peristiwa itu dimulai dengan Proklamasi Kemerdekaan RI oleh Bung Karno & Bung Hatta pada 17 Agustus 1945 di Jakarta, Hari Pahlawan 10 November 1945 di Surabaya, Peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946 di Sulawesi Utara, Bandung Lautan Api 23 Maret 1946 di Bandung, Pertempuran 'Medan Area' di Sumatera Utara, Palagan Ambarawa di Jawa Tengah dan Serangan Umum di Yogyakarta.
Pengakuan atas sejumlah pejuang kemerdekaan dan tokoh-tokoh penting Peristiwa Heroik Merah Putih 14 Februari 1946 pun bermunculan.
Ditandai dengan dianugerahinya gelar Pahlawan Nasional antara lain kepada Dr GSSJ Rataulangi, Mr AA Maramis, Prof Arnold Mononutu, BW Lapian dan berikutnya sedang diperjuangkan yakni Ch Ch Taulu.
Momentum 74 Tahun
Dalam perayaan "Peringatan 74 Tahun Peristiwa Heroik Merah Putih 1946 di Sulawesi Utara" kali ini, DPP GPPMP bersama-sama seluruh komponen Merah Putih menggelar serangkaian aksi.
Yaitu, "Apel & Ziarah Merah Putih" DPP GPPMP di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat 14 Februari 2020, dengan Inspektur Upacara Bapak Dr Jerry Sambuaga, MIA, Wamendag RI. Jerry merupakan Waketum DPP GPPMP.
Kemudian, ada Refleksi & Doa yg diisi dgn Deklarasi Kogamtih (Komando Penegak Merah Putih), Pengukuhan Dewan Pimpinan Nasional (Depinas) Gerakan Pemuda (Garda Merah Putih).
Sebagai bentuk apresiasi, GPPMP dan organisasi sayapnya melaksanakan Silaturahmi Bersama Keluarga Pahlawan & Pejuang Merah Putih bertajuk Valenteen for Heroes. Ini ditandai penyerahan bingkisan sederhana dari Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Perempuan Merah Putih Indonesia (Depinas GPMPI).
Semua kegiatan ini dapat terlaksana, karena didukung para senior (yakni Bp Drs Theo L Sambuaga, MIPP selaku Ketua Dewan Penasihat dan jajarannya; Ketua Dewan Pembina, Capt Albert Y Lapian, MMar dan jajarannya; Ketua Dewan Kehormatan GPPMP, Laksamana TNI (P) Bernard Kent Sondakh bersama jajaran Pinisepuh.
Kami juga tak lupa memberikan apresiasi yang tinggi, atas dukungan kuat dari (tiga) organisasi yang in-body dalam tubuh GPPMP, yakni Gerakan Perempuan Merah Putih Indonesia (GPMPI) Pimpinan Rev Dr Siti Hadijah, DTh, DMin; Gerakan Angkatan Muda Merah Putih (Garda Merah Putih) diketuai bung Adrian Tapada, dan Komando Penegak Merah Putih (Kogamtih) dengan Panglima-nya Julianus Henoch Sumual.
Sebagai laporan, Depinas GPMPI sudah dikukuhkan pada 21 Desember 2019 di Jakarta, setelah organisasi ini dideklarasikan DPP GPPMP per 31 Agustus 2019. Sementara Garda Merah Putih dideklarasikan per 21 Desember 2019, dan Depinas-nya dikukuhkan hari ini, 14 Februari 2020.
Sedangkan Kogamtih, baru dideklarasikan 14 Februari 2020 ini. Depinasnya dikukuhkan kemudian. Dalam tempo secepatnya.
Selanjutnya, telah siap dibentuk dan dideklarasikan yaitu Gerakan Pengusaha Merah Putih Indonesia (Gapempi). Inisiator utamanya adalah Ketua Harian DPP GPPMP, bung Dr Rudy Sumampouw.
Kami umumkan pada momentum berharga ini, calon utama ketua umum Gapempi adalah Bapak Tito Sumampouw.
Sebagai info tambahan, apel & ziarah yang sama, antara lain digelar pula di Kota Balikpapan (oleh DPD GPPMP Kalti, DPC GPPMP Kota Balikpapan serta unsur-unsur pro Merah Putih di kawasan Ibu Kota Negara yang baru); di Sulawesi Utara, berlangsung dua iven besar yg tak kalah hebatnya.
Yaitu, "Apel Merah Putih" yang diawali aksi bersih-bersih di kompleks Monumen Lapian-Taulu Kawangkoan dilanjutkan Apel Peringatan Peristiwa Merah Putih hari ini, jam ini (oleh Tokoh Depinas GPMPI, Ibu Eightmi Moniung yang juga Camat Kawangkoan, Sekretaris Dewan Penasihat DPD GPPMP Sulut, Bp Berty Mendur, mantan Sekjen DPP GPPMP, didukung tokoh-tokoh masyarakat dan rakyat Kawangkoan); ada pula rangkaian kegiatan peringatan Peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946 oleh Pemprov Sulut, di antaranya "Apel Merah Putih" dan Kirab Merah Putih. Tak kalah pentingnya, keluarga besar Merah Putih di Sulawesi Utara melakukan ziarah di TMP Kairagi pada hari Jumat ini (14/2/2020).
Ketua Umum DPP GPPMP, Jeffrey Rawis mengucapkan terima kasih untuk semuanya.
"Kami salut dengan kontribusi dari rekan-rekan DPD GPPMP DKI Jakarta, DPD GPPMP Jawa Barat (khususnya dari DPC GPPMP Kota Bekasi), DPD GPPMP Banten yang berperan hebat di acara ini (termasuk DPC GPPMP Kota Tangerang Selatan). Begitu pula DPD GPPMP Kalimantan Timur, serta DPD GPPMP Sulawesi Utara. Salam perjuangan: "Merah Putih, Tetap Jaya!!!"