Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Gus Nadir, Tokoh Milenial Islam dan Kemanusiaan
Sebagai intelektual profesional, Gus Nadir mengelola satu website pribadi yang mempromosikan “Islam Kemanusiaan”.
Editor: Husein Sanusi
Penulis mengikuti perkembangan pemikiran Gus Nadir, salah satunya, di twitter. “Pencerahan-pencerahan” publik yang dilakukannya mencerminkan kebutuhan praktis generasi android di era milenial ini.
Sebagai representasi dai muda dari kalangan NU, Gus Nadir dapat dijadikan percontohan sebagai teladan ideal. Kedalaman dan keluasan penguasaannya atas ilmu pengetahuan disertai dengan keintiman beliau dengan dunia digital.
Menjadi ahli fikih, ahli hadits, ahli tafsir, dan pakar sejarah memang penting. Tetapi, media dakwah yang tidak tepat dan kurang kontekstual akan berbahaya, salah satunya melahirkan pengabaian pada audiens yang sudah tidak lagi “tradisional”.
Maksudnya, umat muslim milenial belakangan ini adalah “generasi android,” “kaum smartphone,” “masyarakat digital,” atau ungkapan sejenis.
Gus Nadir pernah mengutarakan hukum berdakwah lewat media sosial sebagai fardu kifayah.
Ia berkata, "Saya melihat aktivitas media sosial itu sudah fardu kifayah—wajib dan baru gugur bila sudah dikerjakan muslim lainnya. Artinya kalau ada yang tidak melakukan, kita berdosa."
NU sebagai ormas tradisional perlu menyesuaikan diri dengan perkembangan-perkembangan media dakwah mutakhir ini. Gus Nadir telah mencontohkannya. Jika tidak, wallahu a’lam apa yang akan terjadi di masa depan.[]
*Penulis adalah alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.