Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
'Point Break', Saatnya Beradaptasi dengan Corona
"Sekalipun usia di bawah 45 tahun, tapi memiliki riwayat penyakit bawaan, juga jangan coba-coba melanggar protokol kesehatan,” papar Doni Monardo.
Editor: Choirul Arifin
Sebab, kita makhluk sosial. Di keluarga, ada kalanya tinggal bersama keluarga. Kalaupun bukan kita, barangkali ada saudara kita yang tinggal bersama orang tua.
Baca: Terpapar Corona, Penjualan Truk Fuso Turun 28 Persen
Kalaupun bukan kita dan bukan saudara kita, barangkali tetangga kita, teman kita. Maka, semua harus saling mengingatkan.
Berulang kali, Letjen TNI Doni Monardo, sebagai “panglima perang melawan Covid-19” menyatakan concern-nya untuk sebuah tekad, “Yang sakit menjadi sehat, yang sehat tetap sehat.”
Baca: Soal Penanganan Corona, Menteri Luhut Bantah Pemerintah Tidak Konsisten
Semua kebijakan, tidak sekalipun diambil tanpa mempertimbangkan tekad tadi. Keselamatan rakyat selalu menjadi prioritas kebijakan.
Perlindungan warga agar tidak terpapar corona menjadi perhatian utama.
Jika kemudian ada kebijakan yang mengarah ke “new normal” di tengah pemberlakuan PSBB, juga dilakukan atas dasar pertimbangan menghindarkan sebagian besar masyarakat kita tidak terkapar akibat PHK.
Agar bisa survive di tengah himpitan ekonomi. Dalam banyak kesempatan, Doni Monardo menyitir ungkapan hungry man becomes angry man.
Kebijakan menuju “new normal” tadi adalah warming up memasuki tahap rehabilitasi. Rehabilitasi itu sendiri, bagian dari usaha pemulihan aktivitas sosial ekonomi.
Adalah tugas kita bersama untuk menjadikan masyarakat peselancar yang taat, agar bisa tetap beraktivitas di atas gelombang corona dengan aman dan selamat.
Tak lupa, Doni Monardo kembali menyampaikan resep “4 sehat 5 sempurna” era Covid-19. Sembari berselancar, jangan lupa tetap berpola hidup sehat.
Berbeda dengan pengertian empat sehat lima sempurna zaman dulu. Doni merumuskan empat sehat lima sempurna zaman Covid-19, yang wajib dijalankan. Bukan saja bagus di saat musim corona, tetapi juga di era setelahnya.
Yang pertama, mengenakan masker. Kedua, menjaga jarak (social & physical distancing). Ketiga, rajin mencuci tangan dengan sabun. Keempat, olahraga dan tidur teratur dan tidak panik. Lima penyempurnanya adalah makanan yang baik.
Jika prasyarat itu semua dijalankan, maka terhadap kebijakan “new normal” kita bisa bilang, “Siapa takut?!”
Yuk sembari berselancar, jaga dan awasi ombaknya. (*)
*Artikel ini dtulis oleh Egy Massadiah. Isi artikel ini sepenuhnya merupakan pendapat pribadi penulis.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.