Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Ini Dia, Penemu Kalimat 4 Sehat 5 Sempurna

Versi lama, slogan itu terkait lima kelompok makanan, yakni makanan pokok, lauk-pauk, sayur-sayuran,

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ini Dia, Penemu Kalimat 4 Sehat 5 Sempurna
istimewa
Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K) dan Letjen TNI Doni Monardo. 

Wanita kelahiran Jakarta 2 Juni 1965 itu berharap slogan baru bisa mengubah perilaku kita. “Memang butuh waktu, makanya harus sering disampaikan, agar mudah diingat dan diterima khalayak,” tambahnya.

Prof Rini mendorong Doni Monardo agar memasukkan slogan 4 Sehat 5 Sempurna versi Covid-19 itu ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Slogan kakek dulu menjadi terkenal dan dikenang sampai sekarang, juga karena masuk melalui jalur pendidikan. Ini salah satu jalur yang akan menjamin slogan melekat hidup lama di tengah-tengah masyarakat,” ujar Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang DKI Jakarta sejak 2014 itu.

Ditambahkan, jika slogan yang lama bertujuan untuk pemenuhan nustrisi anak bangsa, nah yang baru, kini terangkum dalam point angka 5: sempurna. Sedangkan empat point lain terkait pola hidup sehat dalam konteks Covid-19.

“Meski begitu, pesannya bersifat everlasting. Sampai kapan pun tetap relevan,” tambah peraih gelar doktor tahun 2008 dengan predikat cum laude itu.

Di sisi lain, Doni Monardo terinspirasi dan menyempurnakan slogan 4 sehat 5 sempurna khusus untuk menghadapi Covid. Lebih jauh, Doni berharap slogan 4 sehat 5 sempurna versi baru menjadi "alarm" manusia Indonesia dalam menghadapi serangan COVID-19.

Sampai saat ini, memang, belum ada manusia, negara yang bisa mengalahkan Covid. Oleh karenanya, beradaptasi, menjadi kunci. Jika slogan ‘4 Sehat’ mampu diimplementasikan oleh setiap individu, niscaya kita tidak perlu mengkhawatirkan virus corona -- sepanjang disiplin mematuhi protokol kesehatan.

Ketua Tim Pakar GTPPC19 Prof. Wiku Adisasmito yang ikut menemani Prof Rini, menyampaikan penting untuk mengepalkan suatu narasi, yaitu 4 Sehat 5 Sempurna, guna membantu setiap warga masyarakat ‘berubah,’ khususnya dalam menghadapi COVID-19.

Berita Rekomendasi

Pada kesempatan itu, Doni menambahkan bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) merespon slogan tersebut dan membahas lebih lanjut dan detail sehingga dapat disebarluaskan kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya umat muslim.

Sosok Prof Poorwo

Gerakan dengan slogan 4 Sehat 5 Sempurna merupakan adaptasi dari rekomendasi USDA, basic four atau basic five. Di Indonesia kemudian dikenal sebagai Empat Sehat Lima Sempurna (ESLS). Slogan yang diciptakan oleh Prof. Poorwo Soedarmo ini bahkan lebih populer dari slogan yang muncul berikutnya ‘Isi Piringku Bergizi Seimbang.’

Poorwo Soedarmo yang dikenal sebagai Bapak Gizi Indonesia merupakan sosok yang merintis dan mengembangkan pengetahuan tentang gizi dan ketenagaan gizi di Indonesia.

Ribuan tenaga gizi dengan berbagai tingkatan Diploma sampai S3 dan guru besar, bermula dari gagasan dan perjuangan Poorwo pada tahun 1950-an.

Poorwo dilahirkan di Malang, Jawa Timur, pada 20 Februari 1904 dan meninggal pada usia 99 tahun. Pria lulusan sekolah kedokteran Stovia tahun 1927 ini merupakan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

“Beliau memang asli Malang, tapi saya tidak bisa berbahasa Jawa,” kata Prof Rini, sang cucu, sambil tertawa.

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas