Tribunners / Citizen Journalism
New Normal, Budaya Malu, dan Berita Nyesek Slavoj Žižek
Janji Jokowi untuk mengadakan test masif terhadap virus ini sulit ditepati karena biaya yang dikeluarkan sangatlah besar.

Oleh: Xavier Quentin Pranata, Kolumnis dan Penulis Buku

“New Normal? Ah, gombal!” Bisa jadi itulah yang keluar dari mulut sebagian kita.
Mengapa? Karena kelaziman baru ini sebenarnya adalah eufemisme dari apa yang bisa jadi tagar yang gahar #pemerintahnyerah.
Dari Gagah sampai Nyerah
Sejak Covid-19 menghajar dunia sampai hampir koit, buku PANDEMIC!: Covid-19 Shakes the World karya Slavoj Žižek menjadi populer.
Filsuf psikoanalitik Slovenia ini memberikan road map respons setiap orang (baca = negara) menghadapi pandemi virus yang sangat menular ini.
Pertama, mirip dengan orang yang mengalami bencana dari putus cinta sampai kehilangan orang terkasih denial.
Penyangkalan diri ini sebagai bagian dari defence mechanism untuk tetap waras.
Bukankah banyak di antara kita yang saat tragedi menimpa bisa nekat sampai gila dan merasa semua itu hanya mimpi. Sikap ini sungguh berbahaya.
Wilayah atau negara yang mengklaim dirinya green zone, bisa jadi justru merah membara.