Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

New Normal, Budaya Malu, dan Berita Nyesek Slavoj Žižek

Janji Jokowi untuk mengadakan test masif terhadap virus ini sulit ditepati karena biaya yang dikeluarkan sangatlah besar.

Editor: Sri Juliati
zoom-in New Normal, Budaya Malu, dan Berita Nyesek Slavoj Žižek
Surya/Ahmad Zaimul Haq
Pengelola gerai berbenah dengan memperketat protokol pembatasan jumlah pengunjung dalam satu gerai jelang pemberlakuan new normal, di Tunjungan Plaza, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (29/5/2020). Selain menerapkan aturan one way system untuk menghindari pengunjung saling berpapasan satu sama lain, Tunjungan Plaza juga membatasi banyaknya pengunjung di gerai sesuai luas gerai dan pembatasan keluar masuk pengunjung di setiap gerai. 

Janji Jokowi untuk mengadakan test masif terhadap virus ini sulit ditepati karena biaya yang dikeluarkan untuk melakukan test korona terhadap 269 juta penduduk Indonesia sangatlah besar.

Kedua, anger. Banyak pihak yang marah terhadap virus ini sehingga mencari sumber penyebar sampai kambing hitam.

Bisa saja kambing hitam marah sama kelelawar hitam yang disinyalir menjadi salah satu sumber virus yang katanya asal Wuhan ini.

Karena virus ini banyak orang yang kehilangan pekerjaan sehingga menjadi marah. From hunger to anger sudah jadi kenyataan.

Dalam perjalanan untuk shooting untuk mengisi content YouTube, saya melihat pedagang sayur yang marah karena dagangannya tidak laku.

Di video yang menjadi viral, ada serombongan pedagang sayur segar yang membuang dagangannya ke sungai dengan alasan yang sama.

Orang yang lapar bukan hanya menggelepar dan terkapar, tetapi juga jadi sangar dan mengumbar angkara murka.

Berita Rekomendasi

Ketiga, bargaining. Posisi tawar-menawar antara pertimbangan medis dan kepentingan ekonomi sama kuatnya.

Tarik tambang sudut pandang yang sama kuatnya ini membuat pemerintah bukan saja bimbang, melainkan mengalami pneumonia.

Siapa yang tidak sesak nafas saat tabungan menipis tetapi pengeluaran naik drastis? Siapa yang kembali jadi korban?

Jika dua raksasa berkelahi, kurcaci yang ada di tengah ngacir dan kucar-kacir.

Keempat, depression. Kekecewaan dan keputusasaan bisa berlanjut ke depresi.

Orang yang terserang depresi bisa putus asa karena merasa tidak berdaya, bahkan tidak berharga, sampai ujungnya sulit berpikir, berkonsentrasi, apalagi mengambil keputusan.

Jika itu yang terjadi, termasuk pemerintah, bisa jadi mengambil langkah mengibarkan bendera putih atau melempar handuk, padahal, kita tidak boleh kalah melawan wabah.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas