Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kandasnya Indonesia Menjadi Acuan Harga Timah Dunia
Intimidasi serius Jokowi terhadap para pembangun imperium mafia sejatinya bersasaran ganda dan tak terpisahkan seperti dua sisi mata uang.
Editor: Hasanudin Aco
Dalam soal timah, misalnya, Presiden didorong untuk “mencabut lisensi BBJ/JFX jika ingin Indonesia menjadi acuan harga timah dunia.”
Demikian anjuran serius Ferdy Hasiman (Peneliti Alpha Research Database, 19 Juni 2020) dalam sebuah rilisnya. Perhatian Hasiman pada masalah timah ini pada dasarnya searah dengan intimidasi Jokowi.
Namun, mimpi Indonesia menjadi acuan harga timah dunia mulai kandas. Kandas karena terjadi dualisme harga. Dualisme lahir dari kebijakan yang keliru.
Keliru karena kemungkinan besar menjadi produk dari back door deals; kesepakatan di belakang pintu.
Lisensi yang diberikan ke BBJ (Bursa Berjangka Jakarta) atau JFX (Jakarta Future Exchange) untuk menjadi bursa timah berbuah pahit bagi negara ini.
“Permendag Nomor 53 Tahun 2018, JFX sebagai salah satu bursa timah selain BKDI (Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia) atau ICDX (Indonesia Commodity & Derivatives Exchange) menghancurkan muka Indonesia di mata dunia. ICDX seakan disepak dan ditendang begitu saja.
Padahal, ICDX sudah lebih dahulu menjadi bursa timah tunggal di pasar timah sekaligus menjadi acuan harga timah nasional dan bahkan harga timah Indonesia menjadi menjadi acuan harga timah dunia.
Tak hanya itu, ICDX telah memberi keuntungan bagi negara yang lebih besar. Dualisme bursa timah Indonesia kemungkinan besar merupakan produk back door deals itu.
Dalam perdagangan global, dualisme ini menghasilkan wajah Indonesia yang tak jelas. Dua pintu dengan harga berbeda.
Mata dunia tertuju pada keganjilan dan keanehan ini. Ia menghasilkan kebingungan bagi negara-negara konsumen. Indonesia tentu dianggap sebagai negara bermuka ganda dan tak jelas.
Dari situ bisa diketahui bahwa dalam urusan apapun, termasuk timah ini, Indonesia adalah negara dengan sistem kerja mafia. Kedaulatan negara tengah diuji. Harga dirinya ditimbang secara serius.
Karenanya, analisis Hasiman yang meminta Bappebti untuk segera mencabut lisensi yang diberikan kepada JFX sangat masuk akal.
Tugas negara adalah menguatkan ICDX sebagai penyelenggara bursa timah tunggal agar Indonesia masih bertengger sebagai acuan harga timah dunia.
Anjuran para pengamat agar Presiden Jokowi harus turun tangan dan meminta Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto, untuk segera mencabut lisensi bursa timah BBJ/JFX itu sangat rasional.