Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Habibie dan Kesinambungan Industri Pesawat Terbang Nasional
R dalam R80 sendiri bermakna Regional. Sedangkan 80 bermakna jumlah penumpang. Karena R80 bisa menampung 80-90 penumpang.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Dengan kapasitas mini dan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh, R80 bisa menjangkau kota-kota dengan landasan pacu tidak panjang.
Pesawat gagasan Habibie ini diyakini akan menjadi raja baru di tipe Avions de Transport Regional (ATR) yang selama ini banyak dipakai maskapai komersial. Karena itu tidak aneh bila NAM Air, Kalstar, Trigana Air dan Aviastar langsung memesan pesawat berbandrol 25 Juta Dollar Amerika ini.
R80 yang di desain sejak 7-8 tahun yang lalu, akan mulai lepas landas pada tahun 2025. Sejak tahun 2018 sudah masuk dalam tahapan pembangunan proto type yang akan dilanjutkan pada fase uji terbang.
Melalui program crowd funding untuk melibatkan partisipasi masyarakat, R80 berhasil membangkitkan kembali semangat masyarakat Indonesia untuk memiliki pesawat buatan bangsa sendiri.
Rangkaian informasi tentang R80 ini mau tidak mau mengagetkan masyarakat. Banyak orang seperti tidak percaya dengan rencana pembuatan R80 ini.
Namun faktanya, launching pesawat terbaru ini bukan dilakukan dalam waktu singkat.
Meski baru akan terbang pada tahun 2025, butuh waktu sampai 4-5 tahun sebelum di launching pada empat tahun lalu.
Setidaknya ada tiga hal yang membuat orang kaget dengan ide R80 yang sudah berjalan ini.
Pertama, industri pesawat terbang bukan hanya industri Hi-Tech yang membutuhkan kecerdasan dalam berpikir dan ketelitian dalam bekerja, tetapi juga industri padat modal dan padat kerja.
Membangun pesawat bukan hanya membutuhkan uang triliunan rupiah, tetapi juga tenaga kerja cukup banyak.
Kedua, R80 adalah pesawat yang dirancang untuk penerbangan komersial. Bagaimanapun, dalam industri pesawat terbang, memasuki dunia pesawat komersil adalah langkah maju.
Menjadi produsen pesawat komersil diyakini akan membuat industri berjalan lebih stabil dan maju. Ketimbang menjadi produsen pesawat militer atau sub kontraktor dari pabrik pesawat komersil. Namun untuk mencapai itu, tentunya bukan suatu yang gampang.
Di samping membutuhkan dana yang sangat besar, juga butuh konsistensi, kesabaran, juga determinasi yang tinggi untuk mencapainya. Karenanya di dunia ini, hanya ada dua pabrik pesawat komersil terkemuka ; Air Bus dan Boeing.
Ketiga, secara tipologis, setidaknya ada empat jenis pesawat penumpang. Jumbo Passenger-Jets seperti Air Bus A340 300 dan Boeing 747 400. Mid-Size-Passenger-Jets seperti Air Bus 318 dan Boeing 737 600. Light-Passenger-Jets seperti Antonov an-148 dan Embraer 170.