Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Habibie dan Kesinambungan Industri Pesawat Terbang Nasional

R dalam R80 sendiri bermakna Regional. Sedangkan 80 bermakna jumlah penumpang. Karena R80 bisa menampung 80-90 penumpang.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Habibie dan Kesinambungan Industri Pesawat Terbang Nasional
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Penjaga stan mengajak pengunjung berpartisipasi dalam bentuk sumbangan dana atau crowdfunding melalui platform Kitabisa.com untuk mewujudkan pembuatan prototipe pesawat R80 pada Islamic Festival Book Fair Jabar di Balai Asri Pusdai Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (28/11/2017). (TRIBUN JABAR/GANI 

Namun ketika N-219 sudah melakukan uji coba terbang perdana pada tahun 2017, di tahun yang sama rancangan R80 sudah dikeluarkan.

Bila R80 adalah pesawat gagasan Habibie, maka sebetulnya kebangkitan PT DI sebagai simbol industri pesawat terbang nasional pun pada akhirnya tidak bisa dilepaskan dari tangan dingin Habibie.

Budi Santoso, Direktur Utama PT DI pascapailit serta orang yang mula pertama menggagas ide N-219 Nurtanio, pada dasarnya tidak bisa dilepaskan dari sosok Habibie itu sendiri.

Sebelum memimpin PT Pindad, Budi Santoso adalah orang yang pernah menjadi bawahan Habibie ketika PT DI bernama PT IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara).

Sebagaimana diungkap Budi Santoso dalam interview dengan sebuah TV Nasional, ketika Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono ingin menghidupkan kembali industri pesawat terbang nasional dan meminta saran Habibie perihal orang yang dianggap bisa mengangkat kembali PT DI, nama Budi Santoso lah yang disebut Habibie.

Lalu bila kita melihat perkembangan PT DI pasca pailit, Habibie sepertinya memang tidak keliru mempromosikan anak buahnya untuk membangkitkan PT DI.

Presiden Indonesia ke-3 ini sepertinya bukan hanya bisa mengeluarkan sebuah rancangan pesawat yang canggih, tetapi juga sudah mendidik banyak orang untuk membangkitkan kembali industri pesawat yang sempat terpuruk pasca krisis moneter 98. (*)

Berita Rekomendasi
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas