Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Malik Fadjar, Sumur Tanpa Dasar Taman Laut Tanpa Tepi
Dan ternyata itulah ngaji terakhir saya kepada beliau. Sugeng kundur, Pak Malik. Semoga husnul khatimah. Amin
Editor: Achmad Subechi
Sedang mau menjadi cantrik untuk seorang resi. Hal ini sebagai salah satu jalur kaderisasi yang sangat dibutuhkan untuk kelestarian UMM dan Muhammadiyah, umat dan bangsa.
Mengapa buku itu baru sekitar 20 persen saja? Pada waktu itu Pak Malik sangat sibuk menjadi menteri sehingga tidak mudah meminta waktu untuk berdiskusi, mendalami fakta dan informasi di lapangan. Penulis sendiri juga masih banyak kesibukan.
Dan terutama waktu sekitar 13 tahun sejak buku itu terbit, banyak peristiwa yang sangat penting dan menarik sebagai bagian dari perjalanan hidupnya yang belum ditulis.
Misalnya, bagaimana perannya di balik sukses Jokowi menjadi presiden dua kali.
POLITISI TANPA PARTAI
Pak Malik memiliki peran strategis agar high politic Muhammadiyah tidak seperti awan yang hanya menggantung di kolong langit, tapi bisa turun menjadi hujan yang membawa keberkahan di bumi.
Senafas dengan bagaimana ayat 3 Quran surah Al Ma’un tidak berhenti di hafalan, tetapi diterjemahkan secara cerdas dan diimplemantasikan untuk membawa keberkahan bagi umat manusia.
Bagi beliau konsep hihg politic Muhammadiyah masih harus diedukasikan kepada warga Muhammadiyah secara jangka panjang dan terus menerus karena sebenarnya konsep ini belum banyak dipahami oleh umat.
Istilah itu dipegang oleh warga penuh semangat, tapi kadang juga untuk memukul teman yang berbeda kiprah politiknya. High politics bisa dipakai topeng purifikal, tidak butuh.
Tetapi, kalau tidak kebagian morang-moring, minimal nggrundel.
Kiprah politik almarhum ini seperti bagian taman laut yang belum ditelusuri secara gamblang. Padahal belantika politik adalah medan kiprahnya sejak menjadi mahasiswa.
Injinkan saya menyebutnya Pak Malik itu politisi tanpa partai. Dia berkiprah di konten politik, bukan pada kemasannya. Dia memberikan rasa dalam politik seperti garam pada semangkok soto.
Salah satu contoh monumental adalah kiprah politik pada reformasi. Rumah dinas beliau sebagai Dirjen Binbaga Kementerian Agama adalah salah satu pusat kegerakan reformasi. Di situlah opisisi dan penguasa menjadi solusi bagi bangsa dan negara.
Beliau itu bergerak di ruh reformasi. Ruh itu bagaikan planet matahari sehingga tidak kelihatan. Yang terlihat pada matahari adalah sinarnya. Dan sinar itu bukan matahari itu sendiri.