Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Prof Dr Teuku Jacob dan Asal-usul Homo Erectus

Prof Dr Teuku Jacob semasa hidup adalah pionir paleoantropologi Indonesia. Ia yang menyatakan Homo erectus Jawa pada masanya masih protobahasa.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Prof Dr Teuku Jacob dan Asal-usul Homo Erectus
TRIBUN PEKANBARU/Theo Rizky
Museum Manusia Purba Sangiran dengan tema The Homeland of Java Man resmi diselenggarakan di Sadira Plaza Pekanbaru, Rabu (1/11/2017). Pameran yang menampilkan patung rekonstruksi Homo Erectus, fosil manusia dan berbagai hewan purba ini akan digelar hingga tanggal 5 November 2017 mendatang. Kota Pekanbaru merupakan satu dari lima Kota di Indonesia yang disinggahi dalam pameran yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran tersebut. TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY 

Negeri ini pernah dihuni Meganthropus sp., Homo erectus dan Homo sapiens. Meganthropus sp  yang telah ditemukan di Sangiran mempunyai kepurbaan 1,66 ± 0,04 juta tahun.

Homo erectus tertua adalah Homo erectus robustus atau Homo erectus Mojokerto (yang dikenal sebagai Mojokerto child) yang telah ditemukan di Perning, Mojokerto.

Saat ini masuk wilayah Kepuh Klagen, Wringinanom, Gresik, Jawa Timur, dan mempunyai kepurbaan 1,81 ± 0,04 juta tahun.

Bahkan beberapa sampel petrologisnya dengan metode potassium-argon menghasilkan kepurbaan 1,9 ± 0,4 juta tahun.

Walaupun kemudian ada yang menyangsikan umur kepurbaannya, dan menyebutkan umur kepurbaannya tidak lebih dari 1,49 juta tahun, dan bahkan Pleistosen Tengah berdasarkan biostratigarafi khususnya fauna Hippopotamus namadicus dan Sus brachygnathus.

Jacob telah mengajukan lagi hasil penelitian kronometrik fosil ini berdasarkan matriks-matriks geologis endokranialnya, dan mengumumkan kembali umurnya tidak berbeda dengan hasil dating yang pertama.

Sekitar sepertiga temuan Homo erectus di dunia telah ditemukan di Indonesia. Homo floresiensis dari Flores makin menambah variasi temuan genus Homo di Indonesia.

Berita Rekomendasi

Homo sapiens yang telah ditemukan di Wajak (Campurdarat, Tulungagung, Jawa Timur) berantikuitas 6.560 – 10.560 BP, walaupun sebenarnya antikuitas ini masih memunculkan perdebatan-perdebatan.

Riset terkini mengumumkan lagi hasil pertanggalannya yang menunjukkan umur minimal 28,5 – 37,4 ribu tahun yang lalu.

Populasi Homo sapiens Neolitik di Indonesia terdiri atas dua subspesies: Australomelanesoid dan Mongoloid.

Ratusan Fosil Hominid Ditemukan di Pulau Jawa  

Mereka sangat penting untuk mempelajari sejarah migrasi dan persebaran manusia, khususnya Asia Tenggara, Asia Timur, Australia bahkan sampai ke Kepulauan Pasifik.

Menurut katalog temuan hominid di Indonesia sampai tahun 2003 berjumlah 129 fosil hominid yang berasal dari Wajak, Kedungbrubus, Trinil, Perning, Ngandong, Sangiran, Sambungmacan, Patiayam dan Ngawi.

Jika ditarik dari tahun 1975, maka temuan itu telah bertambah 65 fosil hominid sampai tahun 2003. Sesudah itu, temuan masih terus bertambah, walaupun kuantitasnya tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.

Halaman
1234
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas