Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Pesta Demokrasi di Tengah Pandemi Bisa Jadi Solusi?

keputusan untuk mendahulukan pemilihan kepala daerah dibandingkan dengan ancaman kesehatan tak bisa dikatakan sebagai kebijakan yang solutif

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Pesta Demokrasi di Tengah Pandemi Bisa Jadi Solusi?
KOMPAS/PRIYOMBODO
Ilustrasi Pilkada 

Oleh : Amriyono Prakoso, Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia

TRIBUNNEWS.COM - Jelang Pemilihan Kepala Daerah ( pilkada) serentak di 270 daerah yang akan dilaksanakan pada 9 Desember 2020, angka pasien positif Covid-19 mengalami lonjakan.

Jika dalam satu bulan ke belakang, angka pasien positif bertambah di rata-rata 3.000-4.000 pasien perhari, pada Jumat (13/11) lalu angka positif melonjak hingga 5.444 kasus.

Angka ini tentu bukan capaian yang baik untuk suatu negara yang akan menjalankan pesta demokrasi di tengah kondisi pandemi.

Baca juga: Pimpinan Pusat Hadiri Rakornis Pilkada dan Gerakan 3M yang Digelar KPPG dan AMPG Provinsi Riau

Kebijakan Tripartit antara pemerintah, DPR dan penyelenggara pemilu yang kekeuh  untuk terus menyelenggarakan pemilihan kepala daerah, sudah menuai banyak pertentangan dari sejumlah kalangan, baik organisasi massa maupun akademisi.

Namun, hal ini tidak juga diindahkan meski setidaknya terdapat juga puluhan kepala daerah serta petugas pemilu daerah termasuk tiga komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dinyatakan positif Covid-19 pada September 2020 lalu.

Memang bukan hanya Indonesia yang menyelenggarakan pesta demokrasi lima tahunan ini. Penyelenggaraan pemilihan juga dilakukan di sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat salah satunya.

BERITA REKOMENDASI

Negeri Paman Sam tersebut telah melaksanakan Pemilihan Umum untuk menentukan anggota parlemen dan presiden terpilih pada Selasa (3/11) kemarin.

Kekhawatiran baru dicetak oleh Amerika karena, berdasar pada catatan John Hopkins University pada Kamis (5/11) waktu setempat, tercatat 102.831 kasus positif Covid 19 baru dan 1.210 orang meninggal dunia dalam kurun 24 jam.

Baca juga: KPU Optimistis Pilkada Denpasar Tetap Berjalan Meski Seribu Anggota KPPS Reaktif Covid-19

Lonjakan angka positif Corona saat menyelenggarakan pemillihan juga terjadi di negara tetangga, Malaysia. Pilihan Raya Negeri (PRN) yang dilakukan di Sabah diduga menjadi pemicu melonjaknya angka positif Covid-19.

Pasalnya, pada Senin (5/10) sebanyak 432 kasus baru muncul dan sebagian besar berasal dari Sabah. Hal ini merupakan angka tertinggi penularan sejak Malaysia memberlakukan lockdown ketat pada awal Maret 2020.

Pilkada Serentak Sebagai Solusi?


Pilkada Serentak 2020, dikatakan oleh pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) merupakan satu dari sekian banyak kebijakan untuk penanganan Covid -19 di Indonesia.

Jelas mereka, pada saat penyampaian visi dan misi, calon kepala daerah mampu menjawab tantangan untuk penanggulangan penyebaran virus di daerahnya masing-masing. Sehingga masyarakat diharapkan mampu memilih kandidat yang memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam masalah yang sedang dihadapi.

Baca juga: Bicara Protokol Kesehatan di DKI, Anies Singgung Pelaksanaan Pilkada di Daerah Lain

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas