Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Jokowi Punya Rencana Matang di Pilpres 2024
Mendukung Anies, kalkulasinya bagi Jokowi lebih rasional. Selain elektabilitas menjanjikan, Anies sulit dikalahkan jika maju di Pilgub DKI lagi.
Editor: Setya Krisna Sumarga
OLEH : TONY ROSYID, Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa
TIGA periode jabatan presiden, hampir tidak mungkin terjadi di era reformasi. Indonesia sepertinya trauma punya presiden terlalu lama.
Kabarnya, semua partai, terutama PDIP, tidak setuju presiden tiga periode. Jokowi sendiri menegaskan tidak setuju juga untuk tiga periode.
Jadi, clear. Semua kompak. Selama ini, ide tiga periode hanya wacana liar yang berkembang di media, terutama media sosial.
Lalu, ke mana arah politik Jokowi di Pilpres 2024? Apakah Jokowi akan ditinggalkan mitra koalisinya? Atau masih punya kekuatan untuk bargaining?
Baca juga: Menuju 2024, Pengamat Sebut 2021 jadi Tahun yang Tepat Lakukan Manuver Politik
Baca juga: PDIP Bicara Peluang Ganjar Pranowo Maju di Pilpres 2024
Baca juga: Tiga Faktor yang Mempengaruhi Pencalonan Anies, Ganjar, dan Ridwan Kamil Dalam Pilpres 2024
2024, ada 270 Plt kepala daerah. Semua Plt dipilih presiden dan memiliki kekuatan tersendiri. Apalagi jika jelang 2024 Jokowi menjadi ketua umum salah satu partai.
Kemungkinan Jokowi menjadi Ketua PDIP, Demokrat atau partai yang lain bukan hal mustahil. Nah, jika Jokowi memiliki partai, kekuatan bargainingnya akan tetap besar.
Di antara tokoh yang santer dan berpeluang maju di Pilpres 2024 adalah Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, dan sejumlah nama yang lain.
Di antara nama-nama itu, siapa yang memungkinkan didukung Jokowi? Semua tetap punya peluang untuk didukung Jokowi.
Prabowo misalnya, cukup kuat dan dekat dengan Jokowi untuk saat ini. Tapi, jika Prabowo diusung oleh PDIP, maka pengaruh Jokowi ke Prabowo kalah kuat dengan Megawati.
Apalagi, Prabowo dua kali pernah dikalahkan Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019. Hiruk pikuk pilpres masa lalu bisa jadi resisten dan punya potensi kerentanan hubungan antara Jokowi dengan Prabowo.
Tentu, ini akan jadi kalkulasi tersendiri bagi Jokowi. Selain Prabowo, orang yang cukup dekat dengan Jokowi adalah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah.
Lagi-lagi, Ganjar adalah kader PDIP. Tanpa jabatan presiden pasca 2024, Jokowi tidak akan dihitung kekuatannya oleh Megawati yang notabene menjadi penguasa di partai berlambang kepala banteng ini.
Artinya, dominasi Megawati ke kader akan menihilkan pengaruh Jokowi. Kecuali jika Ganjar membelot dan keluar dari PDIP.