Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Sedekah dan Pemberdayaan Ekonomi Rukmini
Kami juga mendengar lantunan morotal Alquran yang ke luar dari suara riuh rendah handphone jadul atau zaman dahulu yang berada di dekat Rukmini.
Editor: Dewi Agustina
Hadist sahih ini diriwayatkan Imam Muslim, begitu ujar si mbok yang seakan-akan ingin memberi penekanan pada kalimat terakhirnya.
"Mbok juga merasakan bahwa dengan mendengarkan dan membaca Alquran hati mbok merasa tenang dan hati mbok menjadi sejuk selama berada di lapak ini."
Obrolan kami sempat terhenti karena si mbok melayani pembeli lain.
Selang beberapa waktu kemudian si mbok melanjutkan pernyataannya untuk menjawab pertanyaan kedua.
Ibu: bersedekah yang mbok lakukan semata-mata sebagai bentuk rasa syukur, kerena mbok merasa yakin bahwa untuk urusan rejeki yang mbok terima sudah merupakan ketentuan dari Allah, kita hanya disuruh berusaha biarkanlah Allah yang mengaturnya.
Sebelum ia melanjutkan untuk menambahkan jawaban pertanyaan yang kedua, candaan khas celoteh mbok keluar kembali: "Lho-lho kok ngobrol melulu kapan belinya nih,"....ia sempat terkikik-kikih tertawa".
Ibu: .....keyakinan mbok bertambah mas dan mbanya,... manakala mbok senantiasa bersedekah begitu pula senantiasa mbok dimudahkan rejeki, hal ini terbukti hampir setiap hari dagangan mbok terjual habis.
Tidak sampai disitu pernyataan mbok berlanjut sambil bersungut-sungut mengingat sesuatu,.. si mbok menambahkan pernyataannya dengan sebuah ayat yang artinya: "Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepadaNya-lah kamu dikembalikan." (Q.S.Al Baqarah: 245).
Setelah membacakan sebuah ayat di atas si mbok menambahkan perkataannya bahwa dengan bersedekah tak akan mengurangi harta kita, sebaliknya ia akan menjadi pembuka pintu rezeki, seakan-akan ia ingin menekankan perkataan terakhirnya .
Kekaguman kami dari pernyataan seorang ibu pedagang sayur belum habis, perbincangan kamipun sempat terputus karena sang ibu beralih melayani pembeli lain.
BERSAMBUNG......
Penulis: Denny Nuryadin (relawan BAZNAS)