Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

India Ala Jambi, Cerewet Ala Ali

Begitu rapat jarak antar satu dan yang lain. Atas nama tradisi, tidak ada yang menghiraukan ancaman virus corona.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in India Ala Jambi, Cerewet Ala Ali
Istimewa
Doni Monardo saat Rakor Penanganan Covid-19 dan Larangan Mudik di Kantor Gubernur Sumatera Selatan, Jl. Kapten A. Rivai No.3, Sungai Pangeran, Kota Palembang, Rabu (5/5/2021) sore. 

MENDENGAR cerita Pak Ali, spontan terbayang kesedihan di India.

Di Negeri Bollywood itu, akibat pelonggaran aktivitas masyarakat dan upacara tradisi, berbuntut malapetaka.

Angka korban Covid-19 melonjak drastis, nyaris tak terkendali. Mayat terkapar di mana-mana.

Sedangkan, cerita Pak Ali terjadi di Jambi. Adalah kampung bernama Payo Selincah, lebih separuh warganya terpapar Covid-19.

Jika di India, paparan corona dipicu antara lain upacara mandi di sungai yang disebut Kumbh Mela, maka di Jambi pemicunya adalah tradisi punggahan yang diselenggarakan pada hari Minggu tanggal 11 April 2021, dua hari sebelum Ramadan yang jatuh pada hari Rabu, 13 April 2021.

Punggahan dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dan sarana berkumpul di rumah salah seorang warga. Tradisi ini juga disebut Munggahan.

Berasal dari kata “munggah” atau naik. Maknanya, melalui tradisi Punggahan memasuki Ramadhan, umat Islam bisa naik derajatnya.

Berita Rekomendasi

Setelah lantunan doa-doa, mereka pun makan bersama. Nasi dan aneka lauk ditata memanjang di atas alas daun pisang.

Peserta Punggahan duduk berjejer menyantap hidangan yang terhampar di hadapannya. 

Duduknya berhimpit-himpitan, bahkan ketika dua orang yang berhadap-hadapan mengambil nasi bersamaan, kepala mereka bisa beradu.

Begitu rapat jarak antar satu dan yang lain. Atas nama tradisi, tidak ada yang menghiraukan ancaman virus corona.

Menutup rangkaian tradisi, dilakukan acara bersalam-salaman. Pendek kata, suasananya begitu menggembirakan, menyambut datangnya Ramadhan.

Tersentak Petaka

"Keesokan hari, kami semua tersentak ketika ada warga yang tiba-tiba demam disertai batuk. Setelah periksa ke rumah sakit, ternyata positif covid. Kami semua shock, seperti baru tersadar dari kesalahan yang baru saja kami lakukan," papar Pak Ali yang bernama lengkap Muhammad Ali Aris SE itu.

Halaman
1234
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas