Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
WHA dan Penanganan Pandemi Global
Pada 24 Mei 2021 dimulailah ajang tahunan kesehatan global terbesar, yaitu “World Health Assembly” (WHA).
Editor: Alfin Wahyu Yulianto
Oleh: Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/ Guru Besar FKUI
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara dan Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes
TRIBUNNEWS.COM - Pada 24 Mei 2021 dimulailah ajang tahunan kesehatan global terbesar, yaitu “World Health Assembly” (WHA).
Tahun ini adalah WHA ke 74 sejak WHO berdiri dan kali kedua yang diselenggarakan secara virtual, sesudah WHA ke 73 tahun yang lalu.
WHA setiap tahunnya biasa dihadiri Menteri Kesehatan dari seluruh anggota WHO dan para Menteri Kesehatan akan menyampaikan sambutannya masing-masing di hari-hari pertama sidang berskala dunia ini.
Saya pada waktu masih bertugas di Kementerian Kesehatan pernah mendampingi 4 orang Menteri menghadiri WHA ini, Ibu Siti Fadillah, Almarhumah Ibu Endang Rahayu Sedyaningsih,
Ibu Nafsiah Mboi dan Prof Nila Moeloek, dan tentu tahun ini team Kementerian Kesehatan kita juga akan sangat aktif berpartisipasi didalamnya sebagaimana peran penting Indonesia di diplomasi kesehatan global selama ini.
Acaranya biasanya selalu diselengarkan di bulan Mei setiap tahun karena cuaca di Jenewa sedang sangat baik dan bunga-bunga juga indah, yang tentu beda ceritanya di WHA virtual sejak tahun lalu itu.
Tahun ini WHA akan berlangsung dari 24 Mei sampai 1 Juni 2021, selama 1 minggu. Beberapa tahun yang lalu WHA dilakukan 2 minggu, tapi sejak merebaknya wabah Flu Burung maka lalu dipersingkat menjadi 1 minggu karena para Menteri Kesehatan dan pejabat Kementerian Kesehatan negara masing-masing biasanya tidak bisa lama-lama meninggalkan pekerjaan di negaranya.
WHA setiap tahunnya membahas berbagai issue kesehatan global dan melahirkan berbagai resolusi dan keputusan untuk kesehatan umat manusia.
Tema WHA tahun ini adalah “Ending this pandemic, preventing the next: building together a healthier, safer and fairer world.”. Pembahasan pada dasarnya akan meliputi 4 pilar, yaitu:
- Pillar 1: One billion more people benefitting from universal health coverage
- Pillar 2: One billion more people better protected from health emergencies
- Pillar 3: One billion more people enjoying better health and well-being
- Pillar 4: More effective and efficient WHO providing better support to countries
Pembahasan seluruh agenda di 4 pilar ini menunjukkan bahwa WHA memang membahas seluruh aspek kesehatan, bukan hanya tentang pandemi yang ada di pilar dua.
Di setiap negara juga seyogyanya demikian, walaupun kita sedang prioritas menghadapi pandemi tapi program kesehatan lain juiga harus tetap dapat prioritas pula.
Kita tahu bahwa berbagai masalah kesehatan non COVID-19 masih tetap ada dan juga harus ditangani dengan baik, mulai dari berbagai penyakit seperti TB, Demam Berdarah, HIV, Gangguan Jantung, Diabetes Mellitus dll., dan juga issue tentang pelayanan kesehatan primer, kesehatan Ibu dan Anak, UHC dll.
Khusus tentang pembahasan pilar 2 yang menyangkut pandemi COVID-19, akan dibahas dalam topik “Public health emergencies: preparedness and response” yang mencakup :
- COVID-19 response
- Independent Oversight and Advisory Committee for the WHO Health Emergencies
- WHO’s work in health emergencies
- Strengthening WHO’s global emergency preparedness and response
- Strengthening preparedness for health emergencies: implementation of the International
Health Regulations (IHR) (2005)
- Mental health preparedness for and response to the COVID-19 pandemic
- The public health implications of implementation of the Nagoya Protocol
Salah satu topik pembicaraan utama nampaknya akan menyangkut pula tentang diperlukannya semacam piagam (“treaty”) untuk menghadapi pandemi yang akan datang, tentu juga untuk menangani pandemi COVID-19 sekarang ini.
Tidak kurang dari 25 pimpinan dunia -termasuk Presiden Jokowi, Perdana Menteri Inggris and Italia, Thailand, Presiden Perancis, Ukraina, Serbia sudah bersama-sama membuat “extraordinary joint call” untuk terbentuknya “new international treaty for pandemic preparedness and response”.
Pada dasarnya diusebutkan bahwa di masa datang akan ada pandemi yang lain lagi serta berbagai kegawat daruratan kesehatan dunia.
Negara-negara di dunia perlu secara terkoordinir baik dapat mempersiapkan dirinya untuk memprediksi, mencegah, mendeteksi, menilai situasi dan melakukan respon secara efektif.
Semua ini diperlukan karena kita belajar dari pengalaman COVID-19 yang sampai sekarang masih belum teratasi dan bahkan belum dapat diprediksi secara pasti kapan akan berakhir.
Piagam (“treaty”) ini akan membawa babak baru dalam kesehatan dunia, suatu catatan sejarah amat penting.
Semoga World Health Assembly (WHA) ke 74 yang minggu ini sedang berlangsung akan memberi arah baru bagi kesehatan dunia dan juga umat manusia, serta tentu juga di jangka pendek menemukan solusi terbaik penanganan pandemi COVID-19 sekarang ini.
(*)