Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Tren Pola Hidup Ramah Lingkungan
Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup dengan membatasi pembuangan bahan bahan polutan memang sudah tumbuh.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Selain membutuhkan energi 3,4 kali lebih besar pembuatan kantong kertas membutuhkan air sebanyak 4,7 kali lipat lebih banyak daripada untuk membuat kantong plastik.
Pabrik pembuat kemasan kertas menjadi penyumbang gas rumah kaca terbesar ke empat di dunia. Sementara untuk pembuatan kantong plastik sebenarnya tiga kali lebih rendah.
Meski begitu proses daur ulang kertas memang jauh lebih mudah (Hipwee, 20 Juni 2020). Selain itu dari tulisan yang pernah saya baca, plastik daur ulang bisa dimanfaatkan untuk campuran aspal.
Australia sejauh yang pernah saya alami dan lihat, sampah di sana dikelola oleh Council. Tiap rumah disediakan 2 bin besar warna hijau dan kuning, warna hijau untuk general waste, yang kuning untuk material yang bisa direcycle.
Beberapa Council lain juga menyediakan bin untuk green, maksudnya untuk daun daunan dan ranting. Seminggu sekali bin warna hijau dikosongkan oleh rubbish truck, sedang bin warna kuning dikosongkan 2 minggu sekali.
Untuk barang barang rumah tangga yang besar seperti TV, kulkas, bed, sofa dan lain lain diambil tiap 6 bulan sekali, dengan pemberitahuan terlebih dahulu dalam website Council.
Pohon-pohon yang ditebang, kayunya dicacah di tempat dengan mesin dan langsung ditebarkan Kembali di tempat pohon itu semula berdiri dan sekitarnya.
Akhir akhir ini, ada styrofoam yang bisa di flush di toilet sebab dissolved kalau terkena air. Mengubah perilaku memang bukan pekerjaan yang mudah, membutuhkan kesadara tinggi, niat dan waktu, oleh sebab itu ajakan dan propaganda untuk hidup yang green oriented, hendaknya terus digalakkan.
Anak anak sejak usia dini, juga diajarkan berperilaku ramah lingkungan dan diinternalisasikan terus menerus melalui pendidikan perilaku dan budi pekerti di sekolah dan di rumah.
Hendaknya bahan bahan yang dipergunakan untuk memproduksi plastik juga bahan eco friendly.
Keunggulan plastik yang lebih ringan, transparan, tidak mudah sobek membuat produsen makanan dan bahan pangan lebih cenderung mempergunakan plastik.
Pemerintah melalui kebijakannya, bisa memaksa produsen plastik untuk mempergunakan bahan bahan yang ramah lingkungan, dengan diberi rentang waktu tertentu dalam mengubah proses dan hasil produksinya.
Plastik dari bahan pati sagu bisa jadi alternatif. Di waktu mendatang mungkin akan diketemukan bahan alami lain yang juga lebih ramah lingkungan.
Pemerintah melalui kebijakan yang dibuatnya juga bisa memaksa produsen makanan dan bahan pangan mempergunakan kemasan yang terbuat dari bahan yang eco friendly.
Bubble wrap dari plastik juga bisa digantikan dari kertas yang dipotong wave, atau menggunakan eco honeycomb paper wrap. Di negara kita sudah ada yang memproduksi styrofoam dari bahan tebu.(*)