Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Inggris di Ambang Juara

Inggris selalu kalah dalam adu penalti. Inggris seperti dapat kutukan. Tapi itu cerita masa lalu

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Inggris di Ambang Juara
TRIBUN/DANY PERMANA
Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya 

Karenanya jumlah dan kwalitas pemain yang dimiliki adalah kuncinya. Ketika jumlah dan kwalitas pemain pengganti dan cadangan sama dengan pemain utama, klub itu akan sukses.

Di tangan pelatih lah siapa yang turun dan siapa yang di bangku cadangan. Federasi sepakbola Inggris (FA) patut berterima kasih kepada Pep Guardiola (City), Ole Gunnar Solkjaer (United), Thomas Tuchel (Chelsea) dan Mikel Arteta (Arsenal)yang terus mempercayakan pemain Inggris di tengah semakin menjamurnya pemain impor di klub mereka.

Team Work dan Ketenangan

Diperlukan kerjasama dan ketenangan untuk menang. Inggris di 6 pertandingan terdahulu telah menunjukkan itu.

Sebagai mantan back, Southgate tahu betul tentang pentingnya ketenangan, kordinasi dan saling pengertian antar pemain bertahan.

Atas nama itu, Southgate mengandalkan empat back dari dua klub juara ; Manchester City dan Manchester United. John Stone - Kyle Walker (City) dan Harry Maguire - Luke Shaw (United) adalah benteng kokoh yang sulit ditembus.

Hanya kebobolan satu gol dalam 6 pertandingan adalah bukti. Kwartet ini bermain solid yang membuat tugas Jordan Pickford sebagai penjaga gawang lebih mudah.

Berita Rekomendasi

Dalam sepakbola, peluang dan ancaman berasal dari lapangan tengah. Tim yang menguasai lini berpotensi menang.

Kali ini Inggris bertabur bintang lapangan tengah yang menjadi andalan klubnya masing-masing seperti Kalvin Phillips (Leeds), Declan Rice (Westham), Kiera Trippier (Atletico Madrid), Mason Mount (Chelsea), Jordan Henderson (Liverpool).

Di posisi penyerang, selain Sterling, Kane dan Saka masih banyak penyerang-penyerang tajam lainnya seperti Marcus Rashford, Jack Grealish, Jadon Sancho dll.

Begitu mewahnya Southgate dalam stok pemain. Ia bisa bernafas lega ketika terjadi cedera karena pemain pengganti adalah juga pemain-pemain hebat.

Konsistensi

Mulusnya perjalanan Inggris tidak bisa dilepaskan dari keputusan FA untuk mempertahankan Gareth Southgate sebagai pelatih.

Sudah lumrah di sepakbola gonta ganti dan pecat memecat pelatih. Dan itu sesungguhnya tidak produktif.

Sepakbola itu bukan industri instan, perlu proses dalam rangka membangun kemistri. Ganti pelatih berarti ulang dari awal lagi.

Inggris tidak terjebak dalam kebiasaan buruk tersebut. Southgate dipertahankan dalam rangka menjaga ritme dan konsistensi.

Sebagaimana yang kita lihat di tangan Southgate, Inggris tidak lagi melulu memainkan formasi tradisional 4-4-2 dan kick and rush yang selama ini menjadi style mereka.

Inggris bisa bermain dalam berbagai formasi dan style karena dukungan pemain yang memadai.

Inggris berpeluang tapi…..

Di atas kertas Inggris unggul, peluang untuk mengangkat tropi sangat besar tapi sepakbola bukanlah matematika.

Semua serba mungkin. Itali adalah lawan yang tangguh.

Kordinasi dan mental juara menjadi modal mereka untuk meredam Inggris untuk kemudian kembali mengangkat tropi Juara Eropa. Untuk jadi juara Inggris harus unggul dalam 90 atau 120 menit.

Adu penalti akan menjadi malapetaka.

Ada 3 unsur di sepakbola yang sangat berpengaruh ; Kemampuan, Kekompakan dan Keberuntungan.

Inggris tidak pernah beruntung ketika adu penalti.

Selamat menyaksikan pertandingan hebat di final Piala Eropa 2021.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas