Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Yatim Piatu dan Covid-19

Kasus COVID-19 terus meningkat dinegara kita. Sesudah beberapa hari kasus baru di angka 12 ribu maka hari Minggu ini kasus barunya sudah 13.737.

Editor: Alfin Wahyu Yulianto
zoom-in Yatim Piatu dan Covid-19
HO/TRIBUNNEWS
Prof Tjandra Yoga Aditama 

Prof Tjandra Yoga Aditama

Direktur Pasca Sarjana Universitar YARSI/Guru Besar FKUI

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara serta Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes

TRIBUNNEWS - Kasus COVID-19 terus meningkat dinegara kita. Sesudah beberapa hari kasus baru di angka 12 ribu maka hari Minggu ini kasus barunya sudah 13.737.

Yang lebih mengkhawatirkan sebenarnya adalah angka kepositifan (“positivity rate”) yang kalau berdasar pemeriksaan PCR angkanya sudah hampir 40%, luar biasa tingginya.

Tetapi, sebenarnya ada sisi manusiawi lain yang juga harus dapat perhatian, selain angka-angka statistik di atas, yaitu dampak langsung pada mereka yang sakit dan keluarganya, khususnya anak-anak yang harus kehilangan Ayah atau Ibunya yang meninggal karena sakit COVID-19.

Saya kebetulan tidak punya data Indonesia, tetapi pada 28 Mei 2021 “National Commission for Protection of Child Rights (NCPCR)” yang merupakan bagian dari Kementerian Ibu dan Anak India (“India's Ministry of Women and Child Development”) mengeluarkan edaran agar semua negara bagian mengidentifikasi anak-anak yang kehilangan satau atau ke dua orang tuanya karena COVID-19.

Berita Rekomendasi

Data yang mereka kumpulkan sampai 5 Juni 2021 dengan sedih menunjukkan ada 3.632 anak terpaksa menjadi yatim piatu dinegara itu karena kedua orang tuannya meninggal akibat COVID-190, dan ada 26.176 anak yang kehilangan salah satu orang tuanya karena penyakit ini. Beberapa pihak bahkan menduga angkanya lebih tinggi lagi dari itu.

Harus diakui bahwa cukup banyak dari mereka yang meninggal terjadi karena peningkatan kasus di India pada April Mei 2021 ini. Kita tahu bahwa pada 8 Februari 2021 di India ada 9.110 kasus baru COVID-19 di India, lalu naik 40 kali lipat menjadi 403.405 kasus baru pada 8 Mei 2021.

Kemudian dengan berbagai kegiatan (termasuk pembatasan kegiatan sosial ketat sampai pelaksanaan lockdown di beberapa kota utama seperti New Delhi dan Mumbai/Bombay di negara bagian Maharasthra) maka angkanya dalam hanya 1 bulan turun lima kali lipat menjadi 58.226 pada 19 Juni 2021. Semoga angka kasus baru dinegara kita juga dapat segera turun lima kali lipat pula, atau bahkan lebih baik dari itu.

Walaupun sekarang angka di India berhasil turun, tetapi bulan-bulan peningkatan kasus merupakan trauma besar di negara itu. Dilaporkan pada bulan Mei 2021 dalam 1 bulan saja ada lebih dari 120 ribu orang yang meninggal, dan sebagian meninggalkan anak-anak mereka dalam keadan yatim, piatu atau yatim piatu.

Beberapa pihak menyebut hal ini sebagai dampak membekas yang amat menyedihkan akibat pandemi ini, atau “tragic legacy of India's pandemic”, yang mudah2an jangan sampai terjadi di negara kita.

Anak-anak itu memerlukan dukungan tentunya, baik makanan, pakaian, tempat tinggal dan juga dukungan psikologis akibat goncangan kejiwaan mereka.

Kabarnya pemerintah India lalu menyediakan anggaran sedikitnya sekitar 1 juta Rupee (1 Rupee adalah sekitar Rp. 200,-) untuk setiap anak. Tetapi nasi sudah menjadi bubur, anak-anak sudah kehilangan orang tuanya, jangan sampai hal seperti ini terjadi di negara kita.

Hal ini perlu jadi perhatian kita semua. Masalah COVID-19 bukan hanya masalah kesehatan masyarakat, bukan hanya tentang pandemi, bukan hanya tentang dampak sosial ekonomi, tetapi ini adalah masalah mendasar kemanusiaan.

Kasus yang masih terus meningkat dinegara kita harus segera dikendalikan, setidaknya dengan lima hal. Pertama lebih amat memperketat lagi pembatasan sosial secara nyata, ke dua melakukan tes dan telusur secara maksimal di semua daerah, ke tiga menyiapkan pelayanan kesehatan di rumah sakit dan pelayanan kesehatan primer secara maksimal (termasuk ketersediaan dan keamanan kerja petugas kesehatan), ke empat menyediakan data yang akurat (termasuk amat meningkatkan whole genome sequencing) dan ke lima memaksimalkan kegiatan vaksinasi.

Mari kita tanggulangi COVID-19, mari kita lindungi anak-anak kita.(*)

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas