Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Ketika SBY Berdoa untuk Bangsa dan Akidi Tio Menyumbang Rp 2 Triliun

Namun bisa jadi sumbangan SBY yang tak terhingga nilainya itu lebih besar daripada sumbangan Akidi Tio.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ketika SBY Berdoa untuk Bangsa dan Akidi Tio Menyumbang Rp 2 Triliun
Dokumentasi/Partai Demokrat
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 

Siapa tahu bisa menjadi Presiden RI seperti sang ayah.

Karena cuitan doa itu berasal dari politikus, maka banyak yang menafsirkan doa SBY itu bernuansa politik.

Secara tersirat, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu menilai dalam doanya bahwa pemerintah tidak mampu atau tidak tepat arah dalam mengatasi pandemi Covid-19, sehingga ia minta Tuhan membimbing pemerintah.

Secara harfiah memang normatif.

Tapi karena doa itu dicuitkan politikus, maka nuansa politik pun datang mengiringinya.

Apalagi bila dikaitkan dengan pernyataan-pernyataan kedua putranya, AHY dan Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas yang belakangan ini juga rajin menyerang pemerintah.

Ibas, misalnya, menganggap Indonesia dalam ancaman menjadi bangsa gagal atau "failure nation" karena tak mampu mengatasi pandemi Covid-19.

Berita Rekomendasi

AHY pun mempertanyakan kemampuan pemerintah mengatasi corona.

Pernyataan-pernyataan kedua putra SBY itu tampaknya satu paket dengan cuitan doa sang ayah.

Alhasil, dari Abu Sa'id al Khudriy RA, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Barang siapa di antara kamu melihat kemungkaran, hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah mencegahnya dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman'." (HR Muslim).

Ketika terjadi pandemi Covid-19 dan SBY hanya bisa berikhtiar dengan "hati" (doa) atau langkah abstrak, tidak dengan langkah konkret seperti Akidi Tio, apakah itu bisa disebut "selemah-lemahnya iman"? Wallahu a'lam.

* Karyudi Sutajah Putra: Pegiat Media, Tinggal di Jakarta.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas