Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Ketika SBY Berdoa untuk Bangsa dan Akidi Tio Menyumbang Rp 2 Triliun
Namun bisa jadi sumbangan SBY yang tak terhingga nilainya itu lebih besar daripada sumbangan Akidi Tio.
Editor: Hasanudin Aco
Maksud hati mungkin ia ingin menyumbang materi, tapi apa daya mungkin materinya tak sebanyak keluarga Akidi.
Simak saja jumlah harta kekayaan yang ia laporkan semasa maju kembali sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden 2009.
Saat itu harta kekayaan SBY "cuma" sekitar Rp 6 miliar!
Jadi, cukuplah SBY menyumbang doa saja. Titik. Tak perlu jadi polemik.
Doa Politik
Doa yang dicuitkan SBY itu hanya berselang tiga hari setelah Moeldoko, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) yang kontroversial itu, meminta SBY mencontoh BJ Habibie, Presiden ke-3 RI.
Habibie disebut Moeldoko duduk manis setelah pensiun, dan hanya sesekali mengkritik pemerintah.
Awalnya, Moeldoko mendapat sentilan dari SBY agar pernyataan-pernyataannya tidak lagi menimbulkan kesan ancaman kepada masyarakat.
Lalu Moeldoko meresponsnya agar SBY duduk manis saja.
SBY memang tidak "madeg pandhita" seperti Soeharto setelah "lengser keprabon".
SBY bahkan menjadi politikus dengan memimpin Partai Demokrat.
SBY pun mendesak-desakan agar putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi Gubernur DKI Jakarta sebagai batu loncatan ke kursi RI-1 sebagaimana Presiden Joko Widodo.
Sayang, AHY gagal terpilih pada Pilkada DKI 2017.
Kini, AHY dipasang sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
![Baca WhatsApp Tribunnews](https://asset-1.tstatic.net/img/wa_channel.png)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.