Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Keripik Tempe Sebagai Penopang Hidup
Namun seiringnya penjalanan waktu banyak pelaku usaha tempe beralih menjadi usaha keripik tempe dengan bahan utama.
Editor: Husein Sanusi
Keripik Tempe Sebagai Penopang Hidup
Nor Lailla SE., MM, Dosen FEB UMJ / Mahasiswa UNJ Ilmu Manajemen
TRIBUNNEWS.COM - Sepanjang jalan H. Aom Rt 9 Rw 8 di Kelurahan Kramat Pela, Kebayoran Baru , merupakan kawasan padat penduduk. Namun ditengah ramainya kawasan tersebut terdapat kelompok usaha rumahan yaitu keripik tempe. Sebelum munculnya usaha keripik tempe, kawasan tersebut di kenal dengan usaha tempe.
Namun seiringnya penjalanan waktu banyak pelaku usaha tempe beralih menjadi usaha keripik tempe dengan bahan utama yang sama yaitu kedelai. Masing – masing pelaku usaha tersebut memiliki cara dan strategi masing – masing dalam memasarkan produknya, namun apabila di kembangkan dengan baik akan meningkatkan perekonomian bagi pelaku usaha.
Beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan peningkatan usaha ekonomi bagi pemilik usaha yaitu, dengan melakukan strategi pasar dalam meningkatkan income penjualan.
Produk keripik tempe yang tersedia saat ini mayoritas dengan rasa original, sehingga tidak ada alternatif lain bagi konsumen untuk membeli dengan varian rasa yang berbeda. Pelaku usaha perlu menciptakan produk dengan jenis varian rasa yang berbeda sehingga dapat memenuhi berbagai selera konsumen.
Kemasan yang ditawarkan pun masih menggunakan kemasan plastic biasa, mereka berasumsi bahwa kemasan akan mempengaruhi kenaikan harga keripik tempe, justru sebaliknya dengan kemasan yang menarik akan mempunyai nilai lebih terhadap produk tersebut.
Fungsi kemasan yang menarik juga sebagai pelindung isi dari produk tersebut. Namun demikian produk ini memiliki keunikan produk karena belum banyak di Jakarta dengan jenis usaha produk keripik tempe.
Harga keripik tempe yang ditawarkan pun mampu bersaing dengan pelaku usaha sejenis, masing – masing sudah menentukan harga produknya untuk tiap kemasan yang mereka produksi, sebaiknya harga yang ditawarkan untuk setiap produk tidak terlalu tinggi maupun tidak terlalu rendah, dengan tujuan agar konsumen tetap tertarik dengan produk dan agar usaha tidak merugi tambahkanlah keuntungan dengan sesuai agar usaha keripik tempe dapat terus berpoduksi dan berkembang.
Dengan mempertimbangkan harga produk pemilik usaha juga penting memperhatikan kualitas produk dalam menentukan harga jual.
Tempat atau lokasi fisik yang berada di kawasan kecil bukan merupakan kendala dalam menjual suatu produk, Di era digital ini pelaku usaha dapat memanfaatkan daftar lokasi bisnis yaitu menambahkan lokasi bisnis di Google Maps agar konsumen lebih mudah menemukan lokasi usaha keripik tempe yang berada di kawasan Jl. H. Aom. Masih lemahnya pengetahuan tentang marketing digital sehingga belum semua usaha menggunakan fasilitas tersebut, sehingga masih mengandalkan penjualan secara offline.
Dengan memanfaatkan teknologi digital marketing dapat membantu menjangkau luas target pasar. Untuk usaha dengan skala kecil dapat memanfaatkan social media seperti Facebook, Whatsapp dan Instragram, serta dapat menjual produk pada Marketplace, selain mudah dan gratis, transaksi di Marketplace sangat pesat dan ini adalah market potensial untuk menjual produk secara online.
Kegiatan promosi merupakan kegiatan bisnis yang bertujuan untuk memperkenalkan produk kepada banyak orang. Para pelaku usaha rumahan dapat mempromosikan produk keripik tempe dengan berbagai media yang dapat digunakan seperti website, media sosial, radio, televisi, digital ads, video online atau audio online.
Dengan mempromosikan produk keripik tempe secara tepat, memberikan daya tarik dalam memasarkan produk maka kawasan Jl. H. Aom akan menjadi daerah yang dikenal dengan produk usahanya.