Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Mustofa Kemal Attaturk Tidak Sekuler
Bagi mahasiswa UIN, IAIN dan STAIN, sepak terjang dan pemikiran Mustafa Kemal Attaturk pasti tidak asing.
Editor: Malvyandie Haryadi
Oleh: Tony Rosyid
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa
TRIBUNNERS - Lagi-lagi, Indonesia gaduh.
Beberapa tahun ini, negeri ini selalu diterpa gelombang kegaduhan.
Bangsa yang dulu tenang, damai, nyaman, mendadak berubah situasinya menjadi bangsa yang saling curiga, suka menyerang satu sama lain, dan terus mengalami kegaduhan.
Belum reda isu Jl. Mustafa Kemal Attaturk, kini ramai soal pernyataan Menag bahwa kementerian Agama itu hadiah buat NU, bukan buat umat Islam secara umum. Gaduh lagi!
Tulisan ini hanya akan bicara soal Mustafa Kemal Attaturk.
Ia adalah seorang perwira militer yang menjadi presiden pertama Turki.
Baca juga: Kontroversi Nama Jalan Attaturk, Begini Respons Menteri, Anggota DPR, Yusril dan Haji Lulung
Nama aslinya adalah Ghazi Mustafa Kemal Pasha.
Lahir di Thessaloniki 12 Maret 1881, dan meninggal di Dolmabahce Istambul 10 November 1938.
Presiden pertama Turki ini dimakamkan di Ankara tahun 1953.
Beberapa tahun lalu saya sempat berkunjung ke makamnya.
Bagi mahasiswa UIN, IAIN dan STAIN, sepak terjang dan pemikiran Mustafa Kemal Attaturk pasti tidak asing.
Di semester awal ada mata kuliah yang mengkaji sejumlah tokoh Islam, salah satunya adalah pendiri negara Turki itu.
Mustafa Kemal Attaturk dikenal sebagai tokoh sekuler.