Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Mustofa Kemal Attaturk Tidak Sekuler
Bagi mahasiswa UIN, IAIN dan STAIN, sepak terjang dan pemikiran Mustafa Kemal Attaturk pasti tidak asing.
Editor: Malvyandie Haryadi
Bahkan dinobatkan sebagai bapak sekularisme.
Baca juga: Profil Mustafa Kemal Attaturk, Tokoh Turki yang akan Dijadikan Nama Jalan di Jakarta, Tuai Polemik
Selama ini, kita memahaminya begitu. Benarkah Mustafa Kemal adalah seorang sekuler?
Saya ingin mengawali diskusi ini dengan arti sekuler. Biar clear.
Sekuler itu suatu gagasan yang memisahkan agama dari negara. Intinya, negara gak ngurusi agama.
Gak melarang, juga gak mendukung. Agama menjadi urusan privat, dan tidak diurus negara.
Anda mau beragama atau tidak, negara gak peduli.
Anda punya tuhan atau ateis, bagi negara itu gak penting.
Itu urusan pribadi anda.
Negara gak mau ikut campur. Inilah makna sekuler.
Indonesia bukan negara sekuler.
Sebab, ada kementerian agama. Soal kementerian ini hadiah buat siapa? Itu soal lain.
Amerika, Australia, sejumlah negara Eropa dan beberapa negara Asia adalah negara-negara sekuler.
Negara-negara itu gak ikut campur soal agama.
Di negara-negara itu, hidup beragama punya kebebasan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.