Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Pameran Filateli Dunia di London Berstandar Tinggi, Persiapan Filatelis Indonesia Agustus 2022
Tono Dwi Putranto dengan koleksi yang menggambarkan perkembangan sistem pengeposan udara KLM dan KNILM di Hindia Belanda 1920 – 1942 memperoleh emas.
Editor: Dewi Agustina
Secara umum, pameran kali ini dapat dikatakan memiliki standar sangat tinggi jika diukur dari rataan perolehan medali para pesertanya.
Sebagaimana yang lazim diketahui, dalam pameran dan kompetisi filateli medali tidak diberikan sebagai indikator peringkat, tetapi sebagai indikator mutu suatu koleksi.
Sangat lumrah jika dalam satu kelas kompetisi terdapat dua atau lebih eksibitor yang memperoleh medali emas (GOLD).
Di ajang London 2022, khususnya kelas filateli tematik, terdapat enam koleksi dengan perolehan medali LARGE GOLD (nilai 95 – 99), sepuluh koleksi dengan perolehan medali GOLD (nilai 90 – 94), dua belas koleksi dengan perolehan medali LARGE VERMEIL (nilai 85 – 89), dan dua belas koleksi lainnya dengan perolehan medali VERMEIL ke bawah (<85).
Filatelis Indonesia sendiri mengukir prestasi yang cukup membanggakan.
Tono Dwi Putranto dengan koleksi yang menggambarkan perkembangan sistem pengeposan udara KLM dan KNILM di Hindia Belanda 1920 – 1942 memperoleh medali LARGE GOLD dengan nilai 95.
Fadli Zon, ketua Perkumpulan Filatelis Indonesia, dengan koleksi cap pos Hindia Belanda 1789 – 1914 memperoleh medali GOLD dengan nilai 91.
Tidak jauh dari ayahnya, sang anak memperoleh medali LARGE VERMEIL dengan koleksi postal stationery Hindia Belanda 1874 – 1932.
Hasil yang sangat kontras datang dari kelas tematik.
Koleksi remaja milik anak Gita Noviandi justru mendapat medali GOLD dengan perolehan nilai 90.
Sementara koleksi sang ayah yang merupakan langganan LARGE VERMEIL (nilai 85 – 89) kini justru terperosok jauh ke level VERMEIL dengan nilai hanya 81.
Ini merupakan kali kedua koleksi tema pramuka milik Gita mengalami nasib kurang baik.
Pada pameran di Dubai bulan Januari lalu, koleksi ini juga mengalami nasib serupa.
Terlepas dari berbagai kesulitan dan ketidak mujuran di London, setidaknya Indonesia masih bisa berbahagia atas peroleh medali yang ada dan fakta bahwa telah muncul filatelis-filatelis remaja berbakat yang siap mengukir prestasi di berbagai kompetisi berikutnya, terutama Indonesia 2022.
Standar yang tinggi di pameran filateli London 2022 kali ini tampaknya dapat menjadi ajang persiapan yang baik pula bagi para filatelis Indonesia untuk menghadapi pameran filateli dunia yang akan diadakan di Jakarta tanggal 4-9 Agustus 2022.