Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Pameran Filateli Dunia di London Berstandar Tinggi, Persiapan Filatelis Indonesia Agustus 2022
Tono Dwi Putranto dengan koleksi yang menggambarkan perkembangan sistem pengeposan udara KLM dan KNILM di Hindia Belanda 1920 – 1942 memperoleh emas.
Editor: Dewi Agustina
Oleh Gilang Adittama *)
PAMERAN filateli dunia London 2022 setiap 10 tahun sekali ini memang tidak berjalan semulus harapan panitia pelaksana maupun berbagai filatelis di berbagai belahan dunia.
CoviD-19 sepertinya sudah tidak lagi menjadi penghalang sehingga seluruh partisipan tak lagi mengenakan masker.
Namun, berbagai kendala lain seperti badai, pohon tumbang, dan kesulitan akomodasi menjadi kendala tersendiri dalam ajang ini.
Panitia pelaksana harus bekerja ekstra untuk memastikan seluruh koleksi terpajang sebelum tanggal pembukaan pada 19 Februari karena kebanyakan perwakilan negara (national commissioner) datang terlambat akibat sulitnya pesawat mendarat akibat badai dan tertutupnya jalur kereta oleh pohon tumbang.
Kondisi lebih miris dialami oleh beberapa pedagang dan dealer yang terpaksa pulang kembali karena mahalnya biaya menginap di hotel dan buruknya cuaca.
Kelas tematik pun sempat kekurangan juri sampai akhirnya juri senior Peter Suhadolc menarik koleksinya dari kompetisi dan bergabung ke tim juri.
Indonesia sendiri mengirimkan delapan koleksi filateli ke enam kelas kompetisi berbeda.
Seluruh koleksi dibawa oleh Gita Noviandi selaku komisioner nasional.
Nama-nama beken di dunia filateli tanah air seperti Gita Noviandi dan Tono Dwi Putranto turut muncul di daftar peserta.
Yang menarik untuk dicermati adalah partisipasi dari dua keluarga besar filatelis, yaitu keluarga Fadli Zon yang menyertakan tiga koleksi sekaligus atas nama Fadli sang ayah dan dua putrinya.
Keluarga lainnya tentu adalah keluarga filatelis senior Gita Noviandi yang juga menyertakan dua anaknya di kelas remaja.
Satu nama baru muncul di kelas literatur, yaitu Soehardjo Soebardi.
Pagi hari tersebut seluruh hasil penjurian diumumkan secara resmi.