Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Ketika Ibul Menapak Jejak Edy Rahmayadi
Ibul, panggilan akrab Iwan Bule, menggantikan Edy Rahmayadi sebagai Ketum PSSI melalui Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Jakarta, 2 November 2019.
Editor: Hasanudin Aco
Jabatan Ketum PSSI memang penting bagi Edy Rahmayadi maupun Ibul. Pertama, untuk mendulang popularitas yang berimplikasi pada elektabilitas. Edy Rahmayadi sudah membuktikannya.
Kedua, bisa menjadi jembatan transisi dari militer/polisi ke sipil. Di PSSI, Edy dan Ibul mengalami transisi dari militer/polisi ke sipil. Mereka mengalami sipilisasi.
Sipilisasi itu penting sebagai transisi dari model kepemimpjnan militer/polisi ke model kepemimpinan sipil. Model kepemimpinan militer/polisi biasanya memakai garis komando dari atas ke bawah atau "top down" dalam kebijakannya, sedangkan model kepemimpinan sipil biasanya dalam mengambil kebijakan dilakukan melalui musyawarah mufakat dari bawah ke atas atau "buttom up".
Sebab itulah, kursi Ketum PSSI merupakan kawah Candradimuka bagi Edy dan Ibul dalam menempa model kepemimpinan sipil.
Akankah Ibul benar-benar maju sebagai cagub Jabar pada Pilkada 2024? Kita tunggu saja tanggal mainnya.
Yang jelas, jika akan maju, berarti benar Ibul punya motif politik sehingga hadir dalam penjemputan jenazah Eril. Jika tidak maju, berarti kehadirannya murni bermotif kemanusiaan sebagai pribadi maupun mantan Penjabat Gubernur Jabar.
Jika ternyata manti Ibul jadi maju sebagai cagub Jabar, tampaknya ia perlu berguru kepada Edy Rahmayadi yang sudah terbukti sukses merebut kursi gubernur Sumut. Itulah!
* Karyudi Sutajah Putra: Analis Politik pada Konsultan dan Survei Indonesia (KSI), Jakarta.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.