Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
M.H Manulang, Sosok Pejuang Perintis Kemerdekaan Kini Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
Mangihut Mangaradja Hezekial Manullang dinilai berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Editor: Toni Bramantoro
"Tahun 1910 Tuan MH Manullang telah merumuskan dengan baik apa itu 'pendidikan', hampir 100 tahun sebelum UU Sisdiknas," jelas Syawal dalam seminar bertema 'Tuan M.H. Manullang: Dari Pahlawan Kemerdekaan menuju Calon Pahlawan Nasional' beberapa waktu lalu.
Syawal menyebut meski tidak dapat disampaikan secara eksplisit bahwa tujuan pendidikan nasional yang dituangkan pada UU Sisdiknas diilhami dari pemikiran Tuan MH Manullang, namun paling tidak jauh sebelumnya beliau telah merumuskan dengan baik apa itu Pendidikan pada tahun 1910.
"Isi atau konten pendidikan, pemikiran, perjuangan, ketokohan, kepemimpinan, kegigihan dan konsistensi Tuan MH Manullang adalah inspirasi yang energitik bagi Pendidikan Kebangsaan Indonesia," tandas Syawal.
Syawal melanjutkan, sebenarnya para guru terutama bidang sejarah, khususnya di Tanah Batak dapat mencapai level guru yang tertinggi, yaitu guru yang inspiratif bila mampu memberi pemaknaan baru sesuai konteks kekinian terhadap perjuangan M.H Manullang.
"Bila berpikir abstraktif maha guru itu menginspirasi, guru yang hebat itu menjadi teladan, guru yang baik itu menjelaskan dan mencerahkan. Ketiganya telah dicontohkan oleh Tuan M.H Manullang," ujarnya.
Menurut Syawal, M.H Manulang dapat jadikan sebagai guru bangsa. Beliau telah mencontohkan bagaimana pendidikan arahkan dengan orientasi harmonisasi atau perimbangan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dari sudut pandang pendidikan kebangsaan, Tuan Manullang telah menyumbangkan 6 dimensi penting dalam filosofi, value, teori, konsep, paradigma, dan metodologi.
"Saya meminjam cara berpikir 'computational thinking' mulai dari abstraksi, algoritma, pola dan dekomposisi untuk memudahkan mengelaborasi 6 dimensi tersebut pada konteks perjuangan yang dilakukan Tuan Manullang," ucapnya.
"Yakni tujuan Pendidikan untuk mengembangkan potensi lewat keimanan, ketakwaan, kesehatan jasmani rohani, karakter, keterampilan dan keluasan wawasan guna menjadi orang yang demokratis dalam berbangsa dan bernegara," imbuhnya.
Pengusulan M.H Manulang Sebagai Pahlawan Nasional Didukung Akademisi
Guru Besar Emeritius Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Prof Dorodjatun Kuncoro Jakti menilai M.H Manulang layak mendapatkan gelar pahlawan nasional berkat jasa-jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
"Beliau adalah seorang yang tidak pernah berhenti memberikan makna pada perjalanan bangsa. Sejak masa mudanya Tuan Manulang tidak pernah absen memberikan tanggapan terhadap peristiwa yang terjadi dari tingkat lokal hingga nasional," jelas Dorodjatun.
"Tuan Manulang adalah seorang pemuda yang memberikan reaksi terhadap apa yang terjadi di negeri ini. Beliau adalah tokoh yang mampu membaca pertanda zaman, karena memutuskan sesuatu yang tepat dalam gerak perjuangannya," sambungnya.
Kekaguman pada sosok Tuan Manulang juga disampaikan Prof Dr Hermawan Sulistyo, seorang peneliti bidang perkembangan politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Menurut dia, gagasan M.H Manullang dalam dunia jurnalistik memiliki peran penting dalam menerbitkan media Suara Batak. Bahkan, beliau sempat mendekam di penjara karena artikelnya yang menentang pemerintah Belanda.