Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Penangkapan Irjen Teddy Minahasa, Apa ini Perang Bintang? Apa Sesungguhnya Motif TM?

Kalau organisasi kepolisian sudah tidak kohesif, maka puncaknya adalah masyarakat yang merasakan mudharatnya.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Penangkapan Irjen Teddy Minahasa, Apa ini Perang Bintang? Apa Sesungguhnya Motif TM?
Tribratanews/DOK. Polda Banten
Irjen Teddy Minahasa saat menjabat sebagai Kapolda Sumbar (kiri) dan Kapolda Banten (kanan). 

Oleh: Reza Indragiri Amriel
Ahli Psikologi Forensik

Kapolda Sumatera Barat Teddy Minahasa telah ditangkap dan ditempatkan di ruang khusus karena diduga terlibat jaringan narkoba.

Pasalnya, ketika menjabat sebagai Kapolda Sumatera Barat, Teddy Minahasa dicurigai telah menjual barang bukti sabu 5 kg ke penadah di Jakarta.

Baca juga: Irjen Teddy Minahasa Tolak Advokat dari Polri, Pemeriksaan Dilanjutkan Senin Pekan Depan

1. Apakah ini "perang bintang"?

Di dalam organisasi kepolisian ada berbagai klik atau subgrup atau bahkan submabes.

Kalau antar mereka saling berkompetisi secara konstruktif, silakan. Bagus. Masyarakat akan menerima faedahnya.

Tapi kalau antar mereka membangun rivalitas dengan cara destruktif atau toxic, ini berbahaya.

Berita Rekomendasi

Seolah yang mereka lakukan adalah kebaikan penegakan hukum. Namun yang terjadi sesungguhnya adalah praktik pemangsaan (predatory).

Ini merusak kohesivitas organisasi.

Kalau organisasi kepolisian sudah tidak kohesif, maka puncaknya adalah masyarakat yang merasakan mudharatnya.

2. Apa sesungguhnya motif TM?

Kemungkinan pertama, yang tipikal adalah jual beli barbuk (barang bukti) sebagai cara instrumental untuk memperoleh harta. Corruption by greed.


Penyimpangan sebagai ekspresi kerakusan. Disebut 'tipikal' karena korupsi merupakan salah satu subkultur menyimpang di seluruh organisasi kepolisian.

Kemungkinan kedua, penerapan strategic model.

Model ini memandang bahwa aparat penegak hukum bekerja sesungguhnya tidak murni untuk penegakan hukum itu sendiri.

Baca juga: Teddy Minahasa Tiga Kali Berganti Jabatan Kapolda, Susno Duadji: Jabatannya Strategis Betul

Kontras, kasus dijadikan sebagai sarana untuk mendongkrak karir personel itu sendiri.

Inilah strateginya lewat mempahlawakan dirinya sendiri dalam rangka membangun karir.

Masturbasi agar dapat promosi, begitu kiasannya.

Misal, polisi menciptakan kasus lalu dia ungkap sendiri.

Dikemas secara bombastis agar diliput media dan masuk dalam radar pimpinan.

Lalu personel itu dipromosikan karena dianggap berprestasi.

Andai yang dijebak itu adalah bandit, monggo saja.

Semoga kehidupan masyarakat menjadi lebih aman dan tenteram.

Tapi kalau yang menjadi sasaran rekayasa kasus itu adalah orang baik-baik, jahanam itu namanya.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas