Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Sapta Aji Pendekar Indonesia: Tujuh Nilai (Cara) Bagi Siapa Saja untuk Bergembira dalam Berpolitik
Ada tujuh cara rahasia yang saya sebut sebagai Sapta Aji, yang dilakukan Pendekar Indonesia atau siapa saja agar dapat bergembira dalam berpolitik.
Editor: Dewi Agustina
2. Martabat
Kita bertanggungjawab atas martabat kita. Martabat bukan diberikan oleh politisi.
Martabat merupakan rasa harga diri (Yunani: thumos) dan perasaan layak dihormati.
Tidak ada program pemerintah yang akan memberikan kita martabat. Kita perlu berusaha, mengeluarkan keringat, dan berjuang mendapatkannya.
Kita akan frustasi bila berpikir dan berharap bahwa martabat kita akan diberikan dan ditingkatkan oleh program yang ditawarkan oleh politisi.
3. Uang
Bekerjalah untuk mendapatkan uang karena uang dapat memberi kebahagiaan. Bekerja adalah salah satu natur yang dimiliki manusia.
Di tempat pekerjaan kita pasti akan mengalami masalah, ada rekan kerja yang tidak cocok, bos yang tidak disukai, dan relasi antarpersonal yang tidak baik.
Kita harus mencintai pekerjaan kita dan mengingat bahwa uang dapat membeli kebahagiaan.
Uang yang kita peroleh setiap bulan haruslah dapat membeli kebahagiaan dalam standar minimal, misalnya, jika kendaraan yang biasa dipakai untuk bekerja rusak maka uang yang kita miliki dapat memperbaikinya, sehingga kita tidak khawatir bagaimana harus pergi bekerja.
4. Hening
Sempatkan untuk merenung setiap pagi. Waktu luang untuk merenung adalah bagian penting dari kehidupan yang baik.
Duduk saat sarapan sambil merenung, minum minuman yang disukai, tidak terburu-buru, ini merupakan hal yang diperlukan untuk membebaskan pikiran.
Tidak terjatuh dalam keadaan terhipnotis dengan selalu terburu-buru, sehingga para perenung pagi ini akan tidak menganggap hidup atau dirinya terlalu serius dan tidak menggerutu tanpa henti tentang masalah-masalah yang abstrak