Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Gus Dubes Tunisia Zuhairi Misrawi dan Negeri Lumbung Peradaban Islam

Perkembangan moderasi Islam di Tunisia sangat kaya. Bahkan, Tunisia kini juga dikenal sebagai Bumi Maqashid Syariah.

Editor: Husein Sanusi
zoom-in Gus Dubes Tunisia Zuhairi Misrawi dan Negeri Lumbung Peradaban Islam
Dokumen Pribadi KH. Imam Jazuli.
Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon, Jawa Barat, KH. Imam Jazuli (memakai sarung) bersama Duber RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, di Tunisia, Selasa (13/12/2022). 

Gus Dubes Zuhairi Misrawi dan Negeri Lumbung Peradaban Islam

*Catatan Perjalanan KH. Imam Jazuli. Lc., MA.

TRIBUNNEWS.COM - Pada awalnya ada yang sangsi apa sudah tepat seorang intelektual yang kritis seperti Gus Zuhairi Misrawi, Lc., M.A. (Gus Dubes) menjabat sebagai Duta Besar Tunisia?

Sudah 5 hari ini saya berjumpa dan berinteraksi secara Intens dengan Gus Dubes. Bertukar pikiran, Mendiskusikan banyak hal, termasuk khazanah pemikiran islam kontemporer dan ilmu pengetahuan secara umum.

Tak ketinggalan, selain melepas kangen, disertai canda-tawa yang renyah, kami juga sesekali sempat singgung diskursus terkait islam dan peradaban.

Diantara satu penyebabnya, karena organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia, yaitu NU, dimana penulis dan Gus Dubes menjadi jamaahnya, kini sedang "demam" dengan wacana yang berbau unsur "peradaban" dan "kebangsaan."

Seperti kini sedang viral dimana-mana Halaqoh Fiqih Peradaban, Fiqih Kebangsaan, Fiqih Lingkungan, dan penulis kira menjadikan Tunisia sebagai komparasi studi sangat tepat, karena statusnya sebagai bangsa yang kaya akan sejarah.

Baca juga: Tunisia, Sejarah dan Pengaruh Revolusi Melati pada Dunia Arab

Berita Rekomendasi

Dua milenium sebelum Masehi, Tunisia dikenal sebagai bangsa pelaut. Mereka membangun kota-kota besar, seperti Kartago. Baru pada tahun 146 SM, Tunisia jatuh ke tangan Kekaisaran Rum. Bangsa Tunis terus berada di bawah kekaisaran Rum hingga masuknya Islam pada tahun 647.

Jadi, Tunisia pada dasarnya adalah negeri maritim. Sama halnya dengan Nusantara, sebelum jatuh ke tangan Eropa, juga negeri maritim.

Pada tahun 697, Tunisia sepenuhnya memeluk agama Islam. Sampai tahun 1881, Tunisia masih dikuasai Turki Usmani. Baru pada 25 Juli 1957, Tunisia meraih kemerdekaannya di bawah seorang pimpinan besar bernama Habib Bourguiba.

Siapa Habib Bourguiba?

Dia adalah teman dekat Presiden RI pertama, Ir. Soekarno. Habib Bourgaiba pernah berkunjung ke Indonesia pada tahun 1951. Atau, 6 tahun sebelum Tunisia meraih kemerdekaannya.

Kedatangan tokoh Tunisia ini atas undangan Soekarno. Saat itu, Presiden RI ini ingin membincang perihal gerakan kemerdekaan Tunisia. Dari sinilah, jasa besar Soekarno atas kemerdekaan Tunisia sangat besar.

Baca juga: Tunisia, Sejarah dan Pengaruh Revolusi Melati pada Dunia Arab

Gus Dubes menceritakan bahwa nama Indonesia masih harum di hati warga Tunisia hingga sekarang.

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas