Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Gus Dubes Tunisia Zuhairi Misrawi dan Negeri Lumbung Peradaban Islam
Perkembangan moderasi Islam di Tunisia sangat kaya. Bahkan, Tunisia kini juga dikenal sebagai Bumi Maqashid Syariah.
Editor: Husein Sanusi
Bagaimana pun, umat muslim Indonesia berhadapan dengan kekayaan tradisi, budaya, dan kearifan lokal yang berlimpah. Untuk itulah, dalam rangka menggali nilai-nilai dasar Islam, sebagai sesuatu yang fitrah, diperlukan gagasan pemikiran seperti Ibnu Asyur.
Sehingga Islam tidak lantas dipertentangkan dengan kekayaan lokalitas. Dan umat muslim tidak perlu mengurusi hal-hal “formalistik” selagi “substansinya” sudah Islami.
Kita sebagai umat muslim Indonesia sering kali dihantui oleh wacana tidak bertanggung jawab seperti: NKRI Bersyariah, Pancasila Thaghut, Kafir-Bid’ah, dan lainnya. Padahal, mereka tidak sadar bahwa Pancasila mengizinkan perbedaan, termasuk kebebasan berpendapat yang mereka nikmati sekarang.
Inilah pentingnya gagasan Maqashid Syariah Ibnu Asyur, seorang intelektual muslim dari Tunisia. Tidak heran bila moderasi Islam tumbuh subur di Tunisia, dan Maqashid Syariah menjadi wacana harian umat muslim.
Karena fakta sosial itulah, Gus Dubes menyebut praktik moderasi Islam di Tunisia sangat kaya, sehingga penting menjadi teladan bagi umat muslim Indonesia.
Tunisia juga lumbung peradaban Islam, sehingga belajar pada Tunisia tentang moderasi dan Peradaban Islam sangatlah menguntungkan.
Di sini, peran mahasiswa Indonesia di Tunisia sangat besar. Apa yang dipesankan Gus Dubes bagi pelajar Indonesia di Tunisia?
Gus Dubes berharap, "para mahasiswa bisa belajar sungguh-sungguh di Tunisia, karena negara ini dikenal sebagai lumbung peradaban Islam." Mutiara Tunisia hanya bisa digali oleh para pelajar, dan kemajuan peradaban Indonesia juga tergantung pada keseriusan belajar mereka. Para pelajar ini menjadi tumpuan harapan bangsa dan negara di masa depan.
Nah dari cerita yang singkat ini bukankah bisa diambil kesimpulan betapa tepatnya Presiden kita menempatkan Gus Dubes menjadi wakilnya di Tunisia?[]
*Penulis adalah Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon Jawa Barat