Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Necmettin Erbakan, Perdana Menteri Republik Turki Penentang Sekularisme
Erbakan menentang sekularisme, pemisahan agama dan negara. Idealismenya itu harus dibayar mahal. Erbakan mendapat tekanan dan ancaman dari militer.
Editor: Husein Sanusi
Necmettin Erbakan, Perdana Menteri Republik Turki Penentang Sekularisme
Catatan Perjalanan KH. Imam Jazuli, Lc. MA.*
TRIBUNNEWS.COM - Necmettin Erbakan (1926-2011) adalah seorang politisi, insinyur, akademisi, yang pernah menjadi Perdana Menteri Turki dari tahun 1996 sampai 1997. Necmettin (baca: Najmuddin) Erbakan hidup sezaman dengan Said Nursi, sekaligus pemegang tongkat estafet pemikiran Said Nursi.
Necmetin Erbakan menentang sekularisme, pemisahan agama dan negara. Idealismenya itu harus dibayar mahal. Necmetin Erbakan mendapat tekanan dan ancaman dari pihak militer. Tidak hanya itu, ia harus menanggung keputusan kejam Mahkamah Konstitusi Turki. Ia dilarang dari semua aktivitas politik.
Dalam rangka menyebarkan gagasannya, Necmetin Erbakan membentuk gerakan ideologis-politis yang diberi nama Millî Görüş (Pendapat Nasional). Melalui gerakan sosial politik ini, Necmetin Erbakan berpandangan bahwa bangsa dan negara Turki bisa mengembangkan kekuatannya sendiri, dengan menjaga nilai-nilai keagamaannya.
Millî Görüş dipublikasikan pertama kali tahun 1969 sebagai bentuk manifesto ideologi politik Necmettin Erbakan. Di Millî Görüş, Erbakan menjadi ketuanya. Sebagai sebuah gerakan politik, Millî Görüş selalu menggunakan diksi “nasional” untuk menyatukan seluruh kekuatan politik kaum agamawan agar bersatu padu.
Baca juga: Gerakan Spiritual Said Nursi sebagai Respon atas Sekularisme di Turki
Millî Görüş juga berpandangan bahwa dengan mempertahankan nilai-nilai religius, bangsa dan negara Turki tetap bisa terus berkembang maju dalam rangka bersaing dengan negara-negara Barat (Ömer Çaha dan Ömer Baykal, Milli Görüş Hareketinin Kuruluşu: Türk Siyasetinde Milli Nizam Partisi Deneyimi, 2017: 788). Artinya, agama bukan penghalang kemajuan.
Ideologi sosial-politik yang dikampanyekan oleh gerakan Millî Görüş menginspirasi ideologi partai politik di Turki, antara lain: Millî Nizam Partisi/MNP (berdiri 1970), Millî Selâmet Partisi/MSP (berdiri 1972), Refah Partisi/RP (berdiri 1983), Fazilet Partisi/FP (berdiri 2001), dan Saadet Partisi/SP (berdiri 2001). Semua partai ini didirikan oleh atau terinspirasi oleh ideologi Erbakan.
Pada tahun 1970-an, Necmettin Erbakan menjabat sebagai ketua umum MSP. Pada tahun 1974, MSP pimpinan Necmetin Erbakan berkoalisi dengan Cumhuriyet Halk Partisi (CHP) di bawah pimpinan Perdana Menteri Bülent Ecevit. Hal ini penting untuk digarisbawahi. MSP yang berideologi Islamis bisa bergandeng tangan dengan CHP yang berideologi Kemalis.
Setelah terjadi kudeta militer tahun 1980, Necmettin Erbakan dan partai politik yang seideologis dengannya dibekukan. Baru pada 1987, Necmetin Erbakan tampil ke panggung politik lagi menjadi Ketua Umum RP. Necmetin Erbakan memimpin RP berkoalisi dengan dua partai konservatif terbesar pimpinan Mesut Yılmaz dan Tansu Çiller. Di sinilah, Necmetin Erbakan memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu) 1995.
Hal itu patut disebut kemenangan terbesar Necmetin Erbakan, karena sebelum Pemilu, CHP lebih dulu menarik diri dari koalisinya dengan Doğru Yol Partisi (DYP). Padahal, koalisi CHP dan DYP ini sudah berjalan empat tahun lamanya, yang digagas oleh pendahulu CHP, yaitu partai Sosyaldemokrat Halkçı Parti (SHP). CHP tidak sadar bahwa pilihannya akan memberikan manfaat bagi Erbakan.
Runtuhnya koalisi CHP dan DYP membawa angin segar bagi koalisi partai RP dan partai-partai konservatif lainnya. Necmettin Erbakan pun mengisi kekosongan koalisi yang ditinggalkan oleh CHP tersebut. Sejak itulah, pada Pemilu 1995, partai RP berkoalisi dengan partai DYP. Hasilnya, Erbakan berhasil menjabat sebagai Perdana Menteri.
Baca juga: Fethullah Gulen, Reformisme, dan Nurcu Movement di Turki
Dari sini, kita bisa melihat betapa lincahnya sepak terjang Necmettin Erbakan dalam dunia politik. Jika sebelumnya Necmettin Erbakan membawa partai MSP berkoalisi dengan partai CHP. Kini Erbakan membawa partai RP berkoalisi dengan partai DYP. Padahal, MSP maupun RP adalah dua partai berideologi Islamis. Sementara CHP adalah partai berideologi Kemalis dan DYP partai politik aliran Kanan-Tengah.
Karena Necmettin Erbakan adalah seorang Islami yang memimpin partai-partai Islam, maka kebijakannya pun sangat Islamis. Misalnya, kebijakan luar negeri Necmettin Erbakan sangat pro-Islamis. Bahkan, ia menyarankan pembentukan Organisasi Keamanan Islam untuk melawan NATO. Erbakan juga mengusulkan pembuatan mata uang Islam yang disebutnya dinar.
Program-program Necmettin Erbakan yang pro-Islamis ini mengkhawatirkn pihak militer Turki. Pihak Militer segera membentuk team yang disebut Batı Çalışma Grubu (Western Working Group) yang bertugas memantau segala aktivitas partai RP di bawah Erbakan. Dari sini, posisi Erbakan bagai telur di ujung tanduk, sangat rentan dan berbahaya.
Parahnya lagi, Erbakan terlalu vokal dalam melawan apa yang disebut sebagai Skandal Susurluk (Susurluk skandalı). Skandal ini terjadi ketika konflik Kurdi-Turki memuncak tahun 1990-an. Peristiwa itu disebut skandal karena melibatkan tiga pihak yang sangat akrab dan dekat, yaitu: pertama, Derin Devlet.
Derin Devlet adalah kelompok koalisi anti-demokrasi yang sangat berpengaruh di dalam struktur politik Turki. Koalisi ini terdiri dari elemen tingkat tinggi: dinas intelijen (dalam dan luar negeri), militer Turki, badan keamanan, peradilan, dan mafia.
Kedua, Bozkurtla. Ini adalah Organisasi Paramiliter Kanan Jauh and political movement yang berafiliasi dengan Milliyetçi Hareket Partisi (MHP). Bozkurtlar juga bisa disebut Ultra-nasionalis, Neo-fasis, dan Islamonasionalis. Ketiga, organisasi mafia di Turki. Komentar pedas terhadap Skandal Susurluk ini membuat pihak militer semakin geram terhadap gerakan politik Necmettin Erbakan.
Pepatah mengatakan, sepandai-pandai tupai melompat, ia akan jatuh suatu hari. Necmettin Erbakan pun dijebloskan ke penjara karena kasus Kayıp Trilyon Davası (Triliun yang Hilang). Kasus ini adalah skandal penggelapan uang di Turki, karena menggunakan dokumen palsu. Pelakunya adalah elite eksekutif Refah Partisi (RP), di mana Necmettin Erbakan adalah ketua umumnya.
Walaupun Necmettin Erbakan sudah menjadi tahanan, ia tetap menjadi mentor dan penasehat pendiri partai Fazilet Partisi (FP) tahun 1997. Salah satu kader terbaik FP adalah Recep Tayyip Erdoğan, Presiden Republik Turki saat ini. Di sini kita akan melihat jejak perjalanan pemikiran Necmettin Erbakan yang terus mengalir ke dalam darah dan daging ideologi Recep Tayyip Erdoğan. Islam terus bergerak menggantikan sekularisme di Turki.[]
* Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.