Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Reposisi HMI: Menyokong Hari Depan Indonesia
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tetap kokoh berdiri mengarungi ombak lintasan zaman.
Editor: Hasanudin Aco
Lantas pertanyannya, bagaimana cara mengatasi kelembaman ini?
Langkah pertama untuk mengatasi kelembaman ialah dengan mengakui adanya problem pada diri organisasi.
Proses transformasi suatu organisasi tidaklah dapat berjalan secara autopilot, transformasi membutuhkan inisiatif, komitmen, dan konsistensi khususnya dari para pengambil keputusan di organisasi tersebut.
Selanjutnya, mengatasi “kelembaman wawasan” sebuah kondisi dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman akan penyebab dan dampak dari faktor-faktor eksternal terhadap usaha organisasi dalam mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Oleh karenanya, sangatlah krusial bagi organisasi untuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara status quo internal organisasi dan tantangan eksternal yang dihadapi.
Sebagai aspek penting dari organisasi, tujuan dapat berfungsi sebagai instrumen pengukur antara kondisi saat ini dan kondisi yang dicita-citakan.
Pertanyaan pun kemudian dapat meruncing menjadi “Apakah organisasi memiliki sumber daya yang mencukupi untuk mencapai tujuan yang diinginkan?” hingga “Apa saja faktor-faktor eksternal yang mendukung dan menghambat upaya organisasi mencapai tujuannya”.
Dalam kasus HMI misalnya, HMI memiliki tujuan luhur yakni sebagai tempat penempaan diri para insan yang bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT.
Secara lebih spesifik, bahasan soal masyarakat adil makmur tentu tidak dapat terlepas dari Indonesia, lingkup di mana HMI melimpahkan tebaran manfaat.
Di sinilah perlu kita telisik, bagaimanakah progres Indonesia dalam mencapai masyarakat adil makmur?
Tahun 2045 merupakan tahun yang penting bagi Indonesia.
Sebuah tahun di mana kita merayakan seratus tahun kemerdekaan, sekaligus momen pertanggungjawaba: berhasilkah kita mewujudkan amanat “Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur”?
Pada tahun inilah Indonesia diperkirakan akan menjadi satu dari lima kekuatan ekonomi terbesar di dunia dengan pendapatan per kapita lebih dari 23 ribu dolar AS.
Guna mewujudkannya, pemerintah mencanangkan Visi Indonesia 2045 yang berpilar dari empat aspek yakni (1) pembangunan manusia dan penguasaan IPTEK; (2) pembangunan ekonomi yang berkelanjutan; (3) pemerataan pembangunan; dan (4) pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan.