Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Menimbang Gagasan dan Rekam Jejak, Ajakan Anies Baswedan untuk Indonesia yang Lebih Baik

Dalam manajemen modern pun, gagasan merupakan prasyarat yang bisa menunjukkan apakah seseorang memilkiki kapasitas atau tidak.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Menimbang Gagasan dan Rekam Jejak, Ajakan Anies Baswedan untuk Indonesia yang Lebih Baik
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Bakal calon presiden, Anies Baswedan saat diwawancarai Tribun Network di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (2/3/2023) malam. 

Oleh : Widdi Aswindi

TRIBUNNERS - “Pada mulanya adalah firman,”bunyi sebuah ayat pada Injil Yohanes. Entah menjadi inspirasi mereka atau tidak, dua penyair fenomenal Indonesia yang tak akan tergantikan, seolah menimpalinya dengan nada bersetuju.

“Sebermula adalah kata,” kata penyair Sapardi Djoko Damono dalam sajaknya “Dalam Bis”. Penghayat kata-kata lainnya, Subagio Sastrowardoyo, dalam puisinya bilang, “Asal mula adalah kata. Jagat tersusun dari kata…”

Bila "Firman" dalam kalimat itu konon terjemahan dari “logos”, rasanya tidak terlalu melenceng bila kita pun bisa mengatakan: “sebermula adalah gagasan”, “Pada mulanya adalah ide”.

Firman-kata-gagasan-ide, semua merujuk pada arah yang sama, meski barangkali satu sama lain memiliki tingkatan yang agak berbeda.

Saya sekelebat teringat akan firman-kata-gagasan yang kita bicarakan di atas, segera setelah saya memirsa wawancara eksklusif Tribun-Network dengan Anies Baswedan, yang diunggah di saluran You Tube media tersebut sekitar sepekan lalu.

Dalam sebuah kesempatan di wawancara sepanjang 39 menit tersebut, Anies sempat mengupas hal menarik, yakni tentang niscayanya kita semua memperhatikan dua hal paling utama dari seorang (calon) pemimpin: gagasan dan rekam jejaknya.

Berita Rekomendasi

Menarik saat Anies mengajak kita semua berpikir serius, dengan sebuah pertanyaan yang mempertanyakan.

Baca juga: PKS Buka Peluang Cawapres untuk Anies Baswedan dari Eksternal demi Topang Kemenangan di Pilpres

“Mengapa, ketika kita ingin menjadikan Indonesia lebih baik, tetapi di saat kita memilih pemimpin, kok kita, bahkan media massa, hanya melihat angka survey? Kita tak pernah melihat apa gagasan dia, bagaimana rekam jejak dirinya…”. Kira-kira begitu yang Anies sampaikan.

Mengapa pertanyaan itu langsung membawa benak saya mengembara kepada ingatan akan bacaan soal firman dan gagasan, yang telah lama terpendam aneka pengalaman hidup lainnya itu?

Karena Anies benar. Dua hal itulah, gagasan dan rekam jejak, memang kunci bagaimana kita melihat kredibilitas dan kapabilitas seorang (calon) pemimpin.

Islam memberikan perspektif yang jelas tentang hal itu. Rekam jejak adalah hal paling penting untuk mengukur seberapa seseorang “amin” (melaksanakan amanah).

Sementara gagasan, ide yang ia yakini, adalah pranata paling sah untuk mengukur seberapa “qowiyyu” (kuat, mampu, danprofesional) seseorang.

Dalam manajemen modern pun, yakni dari perspektif kepemimpinan strategis, gagasan merupakan prasyarat yang bisa menunjukkan apakah seseorang memilkiki kapasitas strategis atau tidak.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas