Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Posisi Strategis Cak Imin dan PKB di Persaingan Capres 2024

Dalam setiap Pemilu, PKB selalu menjadi penentu dan berada di Capres pemenang dan capres 2024 diprediksi akan sama.

Editor: Husein Sanusi
zoom-in Posisi Strategis Cak Imin dan PKB di Persaingan Capres 2024
Istimewa
KH. Imam Jazuli, Lc. MA, alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015. 

The Next President adalah Cak Imin, dan Argumentasinya

Oleh: KH. Imam Jazuli, Lc. MA.*

TRIBUNNEWS.COM - Aura Ganjar Pranowo sebagai kader PDIP pada akhirnya menaklukkan segala pesaingnya, termasuk Puan Maharani sendiri, pewaris darah biru Soekarno. Pak Ganjar kini sudah melangkah satu langkah lebih maju dibanding lainnya, setelah ditetapkan sebagai calon presiden dari PDIP.

Pada rapat PDIP dari Rumah Batu Tulis, Bogor, Jum'at (21/4/2023), Megawati Soekarnoputri menetapkan Ganjar Pranowo sebagai kader dan petugas partai untuk ditingkatkan penugasannya sebagai calon presiden Republik Indonesia dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Keputusan politisi senior PDIP tersebut disambut gegap gempita, baik oleh para pendukung Ganjar Pranowo sendiri maupun oleh para pesaingnya. Para pendukung pasti akan bergerak serentak, mulai dari pengurus struktural partai, anggota legislatif, sampai anggota eksekutif dari fraksi PDIP.

Bagi para pesaingnya, keputusan Ibu Megawati tersebut sudah sangat dinanti-nantikan.Pasalnya, tidak akan pernah menarik jika Bu Mega menetapkan Puan Maharani sebagai Calon Presiden, karena akan lebih menyisakan kesan kepemimpinan monarki di tubuh partai.

Namun, beda dengan keputusan penugasan Ganjar Pranowo menjadi Calon Presiden PDIP menghadirkan serangkaian tantangan bagi para pesaing. Setidaknya ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dengan serius. Pertama, berdasarkan hasil survei yang pernah dilakukan selama ini, elektabilitas Ganjar cukup tinggi.

BERITA REKOMENDASI

Dari Juni 2022 sampai Januari 2023, elektabilitas Ganjar berkisar dari angkat 20,5 persen sampai 25,3 persen. Bahkan, survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan simulasi pemilihan presiden, nama Ganjar ada pada urutan pertama (36,8 persen), diikuti oleh Prabowo Subianto (27%) dan Anis Baswedan (26,8 persen).

Kedua, profil Ganjar Pranowo di atas, mulai dari prestasinya selama menjabat Gubernur Jawa Tengah sampai aura mistisnya, hanya bisa ditandingi oleh Muhaimin Iskandar (Ketua Umum PKB). Cak Imin satu-satunya tokoh dengan profil yang bisa menjegal langkah Ganjar.

Ada beberapa latar belakang untuk menjelaskan mengapa Cak Imin menjadi pesaing yang selevel dengan Ganjar Pranowo. Cak Imin adalah Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, yang memiliki kekuatan penentu pada setiap Pemilihan Umum (Pemilu).

Kita bisa lihat sejak dari peristiwa Pemilu tahun 2004. Saat itu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berpasangan dengan Mantan Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi. Pasangan tersebut hanya mendapatkan perolehan suara sebesar 39,38%.

Saat itu, PKB dalam posisi mendukung pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla, sehingga perolehan suara mereka mutlak menjadi 60,62%. Artinya, ketika PBNU (Hasyim Muzadi) berlawanan dengan PKB (Cak Imin), pemenangnya pasti PKB.

Kasus serupa terulang kembali pada Pemilu 2014. Kala itu, Ketua Umum PBNU Kiai Said Aqil Siradj mendukung Pasangan Prabowo- Hatta Rajasa. Dukungan PBNU hanya menghasilkan perolehan suara yang tidak signigikan Bagi Prabowo-Hatta Rajasa.

Sedangkan PKB mendukung pasangan Jokowi-Yusuf Kalla, yang keluar sebagai pemenang dengan 55,5% suara. Lagi-lagi, PKB keluar sebagai partai penentu kemenangan.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas