Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Suhu Udara di Jakarta Makin Panas, Kurangi Eksploitasi Alam, Biasakan Hidup dengan 'Hijau'
Dalam menghadapi kondisi cuaca yang ekstrem ini, salah satu upayanya adalah mengurangi eksploitasi alam dan membiasakan hidup dengan "hijau".
Editor: Dewi Agustina
Penulis:
Roosdinal Salim
Pemerhati Perubahan Iklim
Sudah lebih dari satu bulan suhu di Indonesia terasa sangat panas.
Kita pun mengeluh "kok panas sekali ya?"
Mendadak cuaca berubah dari panas menjadi hujan lebat, artinya dari kita berkeringat berubah menjadi basah kuyub karena hujan.
Kalau kita tidak memiliki daya tahan tubuh yang kuat maka kita rentan akan terkena batuk dan pilek, yang ujungnya kita sakit.
Baca juga: Suhu Makin Panas, Ancaman Krisis Iklim di Depan Mata
Maka kita pun berlomba-lomba untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak terserang batuk dan pilek.
Saking fokusnya menjaga daya tahan tubuh sampai kita lupa apa penyebab dari batuk dan pilek ini.
Padahal diatas saya sudah tulis kalau suhu berubah drastis dari panas menjadi hujan lebat.
Nah kita tidak terpikir atau memikirkan lagi agar kondisi panas ini bisa "diatasi".
Hal yang wajib dipahami oleh masyarakat dalam "menghadapi" kondisi cuaca yang ekstrem ini adalah kurangi eksploitasi alam dan biasakan hidup dengan "hijau".
Artinya perbanyak menanam pohon, perbanyak ruang hijau, kurangi penggunaan bahan bakar fossil dan hentikan eksploitasi air dari tanah.
Kondisi pasti akan teduh kalau banyaknya pohon pohonan, luasnya ruang hijau sehingga kalau suhu teduh maka kita akan nyaman untuk berjalan kaki apabila jarak tidak jauh, kita akan nyaman berolahraga di ruang terbuka.
Baca juga: 24.000 Orang di India Tewas akibat Gelombang Panas Sejak 1992, Durasi Panas Diprediksi Naik di 2060
Hal ini tidak terjadi saat ini bahkan Kota Jakarta tumbuh menjadi kota "Beton" bukan kota ruang hijau.
Memang untuk membuat ruang hijau dan menanam pohon memerlukan waktu tapi kalau kita tidak mulai dari sekarang kapan lagi?
Apa lagi yang mesti ditunggu?
Saya mengajak masyarakat untuk melakukan penanaman pohon minimal 1 pohon per orang per tahun sehingga di Kota Jakarta akan ada minimal 8 juta pohon per tahunnya.
Insya Allah dengan semakin banyaknya pohon dan ruang hijau suhu di Kota Jakarta tidak akan sepanas saat ini.