Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Refleksi Hari Pendidikan Nasional 2023, Apakah Tujuan Ki Hajar Dewantara Sudah Tercapai?

Bagi masyarakat yang bergelut dalam dunia pendidikan setiap tanggal 2 Mei bak alarm akan memunculkan notifikasi “Peringatan Hari Pendidikan Nasional”.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Refleksi Hari Pendidikan Nasional 2023, Apakah Tujuan Ki Hajar Dewantara Sudah Tercapai?
Freepik
Hari Pendidikan Nasional 2023 

Sehingga fungsi dan tujuan pendidikan nasional tidak pernah tercapai.

Baca juga: Hari Pendidikan Nasional 2023: Tema, Logo dan Latar Belakang Ditetapkannya Hardiknas

Ambil contoh bagaimana dunia maya dipenuhi dengan hoaks, bahkan menurut survei yang dilakukan oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) hasil survei menunjukkan masyarakat Indonesia semakin banyak yang percaya hoaks.

Hal ini tidak sejalan dengan tujuan pendidikan nasional bahwa yang menuntut masyarakat sebagai produk pendidikan melekat sifat “akhlak mulia”.

Harus diakui Sistem Pendidikan Nasional kita sebatas manis di bibir tetapi pahit di lidah.

Diatas kertas tertulis indah melalui undang-undang sisdiknas, namun dalam implementasinya belum mencerminkan kandungan isi undang-undang, bahkan kerap terjadi bertentangan dengan isi undang-undang.

Maka cetak biru kerangka pendidikan nasional sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan zaman.

Sudah lama kita menanti lahirnya cetak biru sebagai peta jalan arah pendidikan nasional.

10 Ucapan Hardiknas atau Hari Pendidikan Nasional
10 Ucapan Hardiknas atau Hari Pendidikan Nasional (tribunkaltim.co/arif zulkifli)
Berita Rekomendasi

Sehingga persoalan pendidikan tidak berlarut-larut dan tidak menjadi diskursus abadi sepanjang kehidupan kita.
Bagaimana hasil pendidikan nasional jika dibandingkan dengan negara lain?

Banyak lembaga yang melakukan survei lapangan umumnya dengan kriteria yang parsial. Misal OECD (Organization for Economic CO-operation and Development) melalui PISA (Programme for International Student Assessment) lebih menitikberatkan aspek kognitif dimana kriteria yang digunakan meliputi kemampuan membaca, matematika, dan kinerja sains.

tABA
Tabah Heri Setiawan, Pemerhati Pendidikan, Dosen Universitas Pamulang

Program ini terakhir dilaksanakan pada tahun 2018 dan dipublikasikan pada tahun 2019 yang diikuti sebanyak 79 negara dengan sasaran siswa usia 15 tahun.

Hasilnya cukup mencengangkan dengan mendudukan Indonesia pada jajaran papan bawah klasmen.

Untuk kategori kemampuan membaca, Indonesia berada pada peringkat 6 dari bawah alias peringkat 74, untuk kategori matematika berada di peringkat 7 dari bawah (73), dan untuk kategori kinerja sains Indonesia berada di peringkat 9 dari bawah (71).

Baca juga: Hari Pendidikan Nasional 2023: Tema, Logo dan Latar Belakang Ditetapkannya Hardiknas

Bukan kabar baik tentunya, di tengah upaya pemerintah mendongkrak pendidikan nasional.
Dalam laporannya OECD menyarankan agar pemerintah Indonesia melalui kementrian terkait untuk membenahi guru terlebih dahulu. Kita tidak bisa menutup mata bahwa kualitas guru di Indonesia masih rendah.

Hal ini diakui sendiri oleh Kemendikbudristek dimana rata-rata Skor Kompetensi Guru sebesar 50,64 Poin. Tentu angka yang bikin pemerintah gigit jari.

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas