Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Tumbuh Lewat Strategi Berbasis Digital
Apa yang dilakukan PT XL Axiata untuk mengentaskan diri dan yang dirintis sejak beberapa lama, hasilnya mulai tampak pada triwulan pertama
Editor: Hendra Gunawan
Oleh Moch S Hendrowijono*)
Tidak sederhana untuk membuat kebijakan dengan target kemajuan perusahaan usai pandemi yang memorakperandakan industri di dunia. Kalaupun dilakukan upaya peningkatan kemampuan untuk tumbuh, hasilnya tidak serta merta bisa diraih, karena perjuangan yang kuat, efisiensi, teknik-teknik baru dan sebagainya harus dilakukan.
Apa yang dilakukan PT XL Axiata untuk mengentaskan diri dan yang dirintis sejak beberapa lama, hasilnya mulai tampak pada triwulan pertama tahun 2023 ini.
Kata Presdir & CEO XL Axiata, Dian Siswarini, triwulan pertama tidak mudah dan selalu penuh tantangan, “Namun kami mampu mencatatkan kinerja keuangan kuat dengan pertumbuhan pendapatan dua digit, EBITDA, dan PAT (profit after tax – laba setelah pajak) secara YoY (year over year – periode sama tahun ke tahun)”.
Baca juga: Incar Pertumbuhan Pasar FBB dan FMC, Axiata Group Perkuat Sinergi XL Axiata dan Link Net
Triwulan pertama 2023, XL Axiata meraih pendapatan Rp 7,55 triliun, tumbuh 12 persen dari periode sama (YoY) 2022. Keberhasilan ini positif terhadap EBITDA (earning before interest, tax, depreciation and amortization – keuntungan sebelum bunga, pajak, penyusutan dan pengurangan nilai biaya) dengan 13% YoY dan margin 47%, menjadi Rp 3,58 triliun.
Laba setelah pajak sebesar Rp 204 miliar pun diraih sementara pendapatan data dan layanan digital mencapai Rp 6,91 trilun, atau sekitar 91,5% dari total pendapatan.
Salah satu kunci pertumbuhan XL Axiata, sebagai contoh, adalah personalisasi penawaran dan layanan yang diterapkan di sepanjang kuartal pertama 2023. Hasilnya, data net promoter score (NPS) signifikan meningkat, mendorong penggunaan layanan yang akhirnya meningkatkan pendapatan.
Penerapan strategi berbasis digital melalui data analytics juga memungkinkannya berinvestasi di area yang bernilai tinggi dan membangun jaringan, termasuk memenuhi permintaan seluruh segmen pelanggan.
Data analytics mengevaluasi KPI (key performance indicator) di semua aspek terkait pelanggan, kampanye pemasaran, dan loyalitas pelanggan yang hasilnya untuk merancang strategi tepat menghadapi tantangan dan peluang di waktu yang tepat.
Berbagai inisiatif ini sedikit demi sedikit membantu operator Kelompok Axiata Malaysia itu tumbuh dengan baik. Termasuk juga inisiatif untuk membersihkan banyak nomor pelanggan yang tidak aktif sehingga jumlahnya menurun, yang otomatis membuat ARPU (average revenue per user – rata-rata pendapatan dari tiap pelanggan) naik.
Kebutuhan pelanggan
Pelanggan XL Axiata dalam beberapa tahun berkutat pada angka sekitar 57,9 juta, tetapi pendapatan naik karena semua pelanggannya aktif, ARPU-nya melesat dari Rp 36.000 menjadi Rp 40.000. Sebagai bandingan, Telkomsel yang membersihkan pelanggannya sehingga jumlahnya turun dari 176 juta pada triwulan 1 tahun 2022 menjadi 151,1 juta pada 2023, melambungkan ARPU dari Rp 41.000 menjadi Rp 45.000.
Baca juga: Telkomsel dan XL Axiata Berangkatkan Pelanggan dan Mitra Berlebaran di Kampung Halaman
Strategi transformasi digital 2.0 yang mengembangkan pengalaman pelanggan lewat aplikasi MyXL dan AXISNet berhasil efektif. Ada 26 juta lebih pelanggan menggunakan MyXL dan AXISNet, dengan pertumbuhan monthly active user (MAU) sebesar 47%YoY.
Penggunaan MyXL dan AXISNet meningkatkan pengalaman pelanggan dan monetisasi melalui pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan mereka.
Lebih banyak pengguna di kedua aplikasi mempertajam prediksi tentang tren dan perilaku pelanggan ke depannya, memberi penawaran yang tepat kepada pelanggan yang tepat, pada waktu yang tepat.
Seperti kecenderungan operator seluler dunia, XL Axiata juga memacu layanan konvergensi, disatukannya layanan infrastruktur kabel (fixed line) berbasis serat optik dengan layanan nirkabel yang jadi produk masa depan yang menjanjikan. LinkNet akan berperan sebagai penjaring pelanggan yang akan berkembang hingga 8 juta home pass hingga lima tahun ke depan.
Beda dengan Indihome yang semula dikelola PT Telkom kemudian diintegrasikan ke dalam operasional anak perusahaannya, PT Telkomsel, layanan FMC (fixed mobile confergence) XL Axiata disinergikan dengan LinkNet. Masing-masing akan lebih fokus pada kompetensi inti.
XL akan menangani pengelolaan layanan mobile, fixed broadband, FMC dan digital services kepada seluruh pelanggan. Sementara LinkNet fokus pada infrastruktur.
Tahun 2022 operator ini memenangkan empat kategori survei independen Opensignal periode Desember. Terbaik di antara semua operator Indonesia untuk kategori pengalaman kecepatan unduh, pengalaman video, pengalaman gim, serta pengalaman aplikasi voice.
Jaringan XL Axiata akan diperkuat lewat belanja modal (capex – capital expenditure) tahun 2023 yang besarnya Rp 8 triliun. Hingga akhir Maret 2023 mereka punya 147.516 BTS, sebanyak 94.380 di antaranya BTS 4G yang tumbuh 12,5% YoY, dan jaringan fiber optik mencapai 55% (fiberized).
*) Moch S Hendrowijono, mantan editor Harian Kompas dan pengamat telekomunikasi.