Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Memahami Kearifan JK Memandang Persoalan Bangsa: Kritik yang Selalu Disertai Solusi
JK mengkritisi kebijakan Jokowinomic yang terlalu ambisius membangun Indonesia sentris dengan berbagai terobosan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Oleh: Sidratahta Mukhtar
Staf Pengajar Ilmu Politik UKI/Dosen Program Doktor STIK-PTIK
TRIBUNNERS - Sosok Jusuf Kalla (JK) selalu menarik untuk disimak.
Ia salah satu elite nasional yang menentukan, sehingga pemikiran dan kritik-kritiknya terhadap pemerintah banyak menuai kontroversi.
Dalam dialog Kick Andy di Metro TV awal Juni 2023, JK menjelaskan berbagai hal tentang pembangunan, resiko politik dan ekonomi yang dihadapi bangsa.
JK mengkritisi kebijakan Jokowinomic yang terlalu ambisius membangun Indonesia sentris dengan berbagai terobosan.
JK mengkritik kebijakan ekonomi terlalu boros. Demikian pula dengan Investasi asing tidak memecahkan masalah ketenagakerjaan, di mana jutaan orang Indonesia masih menganggur. Arti penting pembangunan adalah menyerap tenaga kerja yang banyak.
Sebagaimana diketahui saat ini Indonesia menghadapi bonus demografi kaum muda milenial yang jumlahnya besar, hampir 100 juta.
Dalam kritis terhadap pemerintah Jokowi, JK menggunakan data BPS dan sumber kredibel, sehingga kritik ini menjadi penting untuk pembenahan kebijakan pemerintah dan bagaimana menyelesaikan tugas-tugas pemerintahan di ujung periode saat ini.
Baca juga: JK Setuju Kebijakan Strategis Harus Tetap Jalan Meski Presiden Ganti
Di sini dapat dimengerti posisi pemikiran JK yang memberikan kritik dengan disertai solusi.
Pandangan kontroversial tentang kenyataan bahwa lebih dari 50 persen ekonomi nasional dikuasai oleh segelintir orang adalah satu persoalan serius yang harus ditangani.
Untuk menghindari konflik sosial dan kesenjangan memerlukan solusi. JK beralasan apabila tidak cepat ditangani dan di saat masalah ini bertemu dengan krisis kebangsaan lainnya, maka potensi konflik dan bahkan revolusi sosial bisa terjadi.
Hal yang perlu diantisipasi adalah praktik investasi asing di sejumlah wilayah di Indonesia Timur seperti di Morowali, Sulteng dan di Halmahera, Maluku Utara dimana di kedua kawasan industri baru itu seringkali terjadi konflik antara buruh lokal dengan tenaga kerja asing.
Dalam double cross check, JK berani mengungkap secara lugas, terang benderang dan presisi tentang praktik investasi dan pembangunan yang dipandangnya belum menyentuh akar permasalahan di mana setiap investasi harus memberikan manfaat dan peluang bagi anak-anak bangsa.
Selain itu, hilirisasi nikel banyak disoroti berbagai pihak telah memperkaya Negara lain, China mendapatkan untung sebesar-besarnya ditengah harga nikel yang melonjak naik.