Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Memahami Kearifan JK Memandang Persoalan Bangsa: Kritik yang Selalu Disertai Solusi
JK mengkritisi kebijakan Jokowinomic yang terlalu ambisius membangun Indonesia sentris dengan berbagai terobosan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Sebagaimana diketahui, disaat krisis pandemi Covid 19,ekonomi Indonesia diselamatkan oleh berbagai produk unggulan diantaranya; kelapa sawit dan nikel.
Namun, seperti yang dikritik JK, pemerintahan Jokowi harus mengutamakan kepentingan nasional.
Segala usaha tak makin memperkaya pengusaha-pengusaha yang sudah besar, di tengah berbagai komponen masyarakat lainnya menghadapi berbagai kesulitan usaha, khususnya pada level pengusaha kecil dan menengah.
Modalitas JK
Sebagai pengusaha dengan modalitas yang luar biasa dalam perjalanan hidupnya, JK, mantan Wakil Presiden masa SBY dan Jokowi itu, meyakini bahwa kalau tidak diatasi ketimpangan sosial, dengan mudah akan memicu kerusuhan.
Pernyataan ini diungkapkan dengan cara berpikir yang lugas khas seorang JK dengan kearifan yang tinggi, ibarat seorang begawan yang sedang memberikan nasehat.
Ia mengungkapkan kebenaran secara jujur dan lugas agar mudah dimengerti pihak-pihak terkait, terutama para pengambil kebijakan, dan tentu saja juga agar diketahui khalayak luas agar mendapatkan respon secara bijaksana.
JK berpandangan bahwa apabila krisis ekonomi bersamaan dengan krisis politik, maka eskalasi konflik bisa meninggi dan akan berpotensi konflik laten dan bahkan masalah sosial yang lebih serius.
Mencermati cara berpikir JK, penting dalam memahami konteks perkembangan politik Indonesia yang saat ini memasuki tahun politik menjelang pilpres 2024.
Sebagai sosok negarawan dalam pengertian formal dan substantif, JK hendak mengajak generasi bangsa ini agar dalam berpolitik perlu memikirkan resiko politik dan dampak yang ditimbulkan.
Soal relasi antar kekuatan masyarakat, misalnya etnis yang kaya dalam ekonomi dengan etnis yang kuat dalam politik dan masyarakat yang lemah dalam ekonomi. Maka akan menjadi bom waktu.
Disini tempat bagi JK dalam setiap perubahan dan momentum pergantian kepemimpinan nasional saat ini. Dimana bangsa ini memerlukan teladan dan panutan yang bersua.
Tetapi hal paling menarik dari sosok JK adalah bahwa didalam setiap kritik yang jujur dan objektif tersebut, terdapat keteladanan dan nilai kenegarawanan yang selalu terpatri di dalamnya.