Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
The Big Crazy Fight: Francis Ngannou vs Tyson Fury Ngannou Memburu Tyson Dengan Tyson
Laga ini seperti keinginan bersama antara sang promotor dan sang juara dunia. Malah, menurut Derek Chisora sang juara mmenyiapkan dana Rp 780 Miliar
Editor: Toni Bramantoro
OLEH: M. Nigara
KALAU PARTAI INI BISA sungguh-sungguh terjadi, maka ini akan menjadi the Big Crazy Fight ketiga sepanjang sejarah tinju profesional. Pro-kontra langsung membara. Nada sinis dan olok-olok juga bertebaran.
Pertama, Muhammad Ali vs Antonio Inoki, pegulat Jepang (26/6/1976). Lalu, Floyd Mayweather jr melawan vs Joe McGregor, petarung brutal UFC .
Dan ketiga, rancangan Frank Warren, promotor Tyson Fury yang merancang petinjunya sebagai juara dunia kelas berat WBC akan dipertemukan dengan Francis Ngannou, juara dunia kelas berat UFC.
Uniknya, laga ini seperti keinginan bersama antara sang promotor dan sang juara dunia. Malah, menurut Derek Chisora, mantan lawan yang kemudian bersahabat dengan Fury, sang juara malah menyiapkan dana sebesar 50 juta Dolar atau setara Rp 780 miliar.
Sementara Warren menyiapkan bayaran untuk Fury 3 juta dolar atau setara Rp 46,800 miliar. Ngannou sendiri meski tidak sampai 1 juta dolar, nilai yang diterima 600 ribu dolar atau Rp 9,36 miliar.
Dengan Tyson,
Ngannou yang memiliki rekor MMA, 17 (16)- 0- 3, saat ini berada dalam asuhan Mike Tyson. Seperti kita ketahui, Tyson yang memiliki hook dan upper cut kuat, dua senjata itu juga yang dipraktekan pada Ngannou.
Sang juara MMA yang lahir di Batie, Kamerun sendiri memang memiliki andalan upper cut. Dari 6 lawan terakhirnya, 4 di antaranya KO ronde-1, sisanya KO ronde-2 dan dikalahkan dengan angka.
Keempat KO di ronde satu itu, seluruhnya dihajar dengan upper cut kanan serta kiri. Tyson mempertajam pukulan itu dengan memberikan pelatihan yang efektif. Ngannou diminta untuk memukul upper cut sebanyak-banyaknya dan sekeras-kerasnya selama 1-2 menit.
Selain itu, Tyson juga mempraktekkan bagai mana Ngannou memukul hook ke arah rusuk akhir. Dalam tayangan di Youtube Tyson memberikan contoh berulang-ulang. Satu di antara, jika Ngannou berhasil menyakiti rusuk Fury, maka tangan lawan akan turun. "Saat itu, upper cut mu untuk menyelesaikan pertarungan.
Pertarungan itu sendiri akan menggunakan regulasi tinju, artinya Ngannou tidak boleh memiting, menendang, dan membanting. Selain itu, laga tersebut juga tidak memperebutkan apa pun. Sabuk juara dunia krlas betat Fury dari WBC, apa pun hasil laga di Festival Riyadh itu tak akan hilang.
Sekedar mengingatkan, dua lagi kontra disiplin ilmu itu, berakhir dengan mengecewakan. Ali tidak bisa meninju Inoki, karena sang pegulat itu hampir sepanjang bertandingan 'tiduran' di atas kanvas.
Begitu juga dengan Mayweather jr vs McGregor. Sesumbar keduanya saat sebelum laga akan saling menghabisi, ketika laga keduanya tidak menampilkan disiplin ilmu mading-masing.
Lalu, bagaimana Ngannou vs Tyson Fury, kita tentu berharap ada pertarungan yang sesungguhnya. Jika tidak, kita siap-siap saja kecewa setelah laga 28 Oktober di Riyadh, Arab Saudi itu berakhir.
*M. Nigara, Wartawan Tinju Senior dan Komentator Tinju tvOne