Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Ukraina Sudah Kalah! Benarkah Klaim Jenderal Rusia Ini?

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengklaim Ukraina sudah kalah, di tengah keretakan antara Presiden Zelensky dan pemimpin militernya.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Ukraina Sudah Kalah! Benarkah Klaim Jenderal Rusia Ini?
ALEXANDER NEMENOV/AFP melalui Getty Images
Dua tentara Rusia di Mariupol pada 12 April 2022. Moskow masih mengandalkan unit hukuman "Storm-Z" untuk melakukan serangan lokal di garis depan di Ukraina, kata Kementerian Pertahanan Inggris pada Selasa (24/10/2023). 

Zelensky yang sebelumnya aktor komedi, menyerukan agar pasukan Ukraina tak menyerah dan melanjutkan kampanye militernya.

Bahkan ia menuntut setiap hari ada kemajuan, meter demi meter merebut kembali wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia.

Keinginan Zelensky ini menurut sumber di lingkaran elit Ukraina menggambarkan sifat delusional Zelensky. Ia tidak mampu lagi melihat kenyataan atau realitas di medan tempur.

Keretakan kini semakin lebar di antara para pejabat tinggi Ukraina. Peperangan panjang juga telah membuat lelah rakyat Ukraina.

Pertempuran panjang ini juga berdampak signifikan terhadap perekonomian Eropa. Mereka dipaksa menanggung biaya perang Ukraina tanpa tahu bagaimana masa depannya nanti.

Selain itu AS dan sekutu Eropanya telah membuat serangkaian sanksi ekonomi berat ke Rusia, yang ternyata jadi bumerang.  Sementara bagi Rusia, dampaknya tidak terlampau berat.

Rusia sudah memiliki jaringan pasar dan kerjasama ekonomi yang jauh lebih menguntungkan dengan China, Iran, dan banyak negara lain di Afrika maupun Timur Tengah.

Berita Rekomendasi

Sedangkan secara teknis, pengiriman tank-tank tempur berat Leopard dari Jerman, tidak mampu menolong Ukraina.

Begitu pula rudal-rudal antitank canggih kiriman AS, Prancis, Swedia dan negara Uni Eropa lain, berakhir menyedihkan di lapangan.

Pasukan Rusia dengan mudah menghancurkan mesin-mesin tempur modern itu lewat udara maupun serangan darat. Ukraina jadi kuburan massal mesin tempur barat.

Terbaru, AS telah mengirimkan setengah lusin jet tempur F-16 dalam wujud terurai ke Ukraina. Mesin perang udara diharapkan mengubah keadaan.

Namun melihat superioritas Rusia di darat, luat, maupun udaar, jet-jet tempur itu akan bernasib sama seperti tank Leopard dan lain-lainnya.

Ukraina, sesungguhnya jika tidak dibekingi AS dan sekutu Eropanya, sudah kalah sejak hari-hari pertama operasi khusus Rusia pada akhir Februari 2022.

Sekarang, perhatian AS dan negara-negara Eropa beralih ke Israel dan Palestina. Dibanding Ukraina, Israel menjadi jauh lebih penting bagi Washington.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas