Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Siapa di Balik Bom Dahsyat yang Guncang Kerman Kota Asal Qassem Soleimani?

Rentetan operasi sabotase, bom, pembunuhan tokoh di Iran dilakukan Mossad Israel dan anasir perlawanan lokal Iran.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Siapa di Balik Bom Dahsyat yang Guncang Kerman Kota Asal Qassem Soleimani?
ATTA KENARE / AFP
Para pelayat Iran berkumpul selama tahap akhir prosesi pemakaman jenderal tertinggi Qasem Soleimani yang terbunuh, di kampung halamannya Kerman pada 7 Januari 2020. Setidaknya 20 orang tewas di Iran pada 3 Januari 2024 ketika dua ledakan menghantam kerumunan orang yang menandai peringatan pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani pada tahun 2020, televisi pemerintah melaporkan. 

Ini kelompok politik bersenjata berhaluan Islam Marxis, yang mendukung penuh Revolusi Islam Iran 1979.

Tapi kelompok ini diberangus setelah Khomeini berkuasa, anggotanya ditangkapi dan sebagian lain kabur ke luar negeri.

Kelompok lain adalah Tondar, sayap militan Majelis Kerajaan Iran yang menentang Khomeini. Jaringan mereka kebanyakan berada di Jerman dan AS.

Ada pula kelompok Mujahidin Rakyat (MEK), yang paling santer dikaitkan dengan berbagai operasi rahasia Mossad di Iran.

MEK bagian dari Dewan Perlawanan Nasional Iran (NCRI) yang menginginkan jatuhnya pemerintahan Republik Islam Iran.

Konfigurasi politik di Iran terhitung beragam, meski secara penampilan umum Iran terlihat monolitik karena dominannya kelompok Syiah.

Sebagian kalangan muda Iran juga sudah memiliki perspektif baru, tidak kaku dan konservatif seperti yang dijalankan pemerintahannya yang tunduk pada Ayatullah Khameini.

Berita Rekomendasi

Kehidupan sosial kemasyarakatan di Iran, terutama di kota-kota besar, terlihat kosmopolitan dan agak terbuka.

Di sisi lain, kekuatan dan spirit revolusi Iran 1979 masih terasa akibat tekanan dan embargo yang dialami Iran selama berpuluh tahun.

Teknologi militernya, terutama pesawat nirawak (drone), sangat maju dan bahkan Rusia menggunakan produk Iran yang dimodifikasi untuk perangnya di Ukraina.

Begitu pula teknologi roket, rudal, dan antariksa Iran cukup pesat, bahkan melampaui capaian negara manapun kecuali Israel.

Nah, serangan teror di Kerman, tepat saat peringatan kematian Qassem Soleimani ini menjadi sangat signifikan di tengah kecamuk perang Gaza, Lebanon, Yaman, Suriah dan Irak.

Pembunuhan massal di Kerman itu secara mudah bisa dibaca sebagai bagian upaya menarik Iran masuk secara terbuka dalam perang besar di Timur Tengah.

Siapa yang paling berkepentingan? Secara geopolitik internasional, maka elite di Washington lah yang paling ingin Iran dihancurkan lewat peperangan.

Halaman
1234
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas