Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

9 Catatan, Membaca Langkah Politik PKB Paska-Pemilu

Tulisan berikut mencoba menyajikan analisis tentang dinamika kontemporer PKB paska pemilu 2024.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in 9 Catatan, Membaca Langkah Politik PKB Paska-Pemilu
Ist
Dr M Sholeh Basyari, Direktur Eksekutif CSIIS Jakarta dan Dosen Pascasarjana Unsuri Ponorogo. 

Sama halnya dengan Banten. Di Banten bahkan sel-sel DI/TII masih "aktif". Dengan analisis geopolitik seperti ini, mudah bagi kita untuk mengukur bahwa sejatinya tidak ada peran Muhaimin sebagai ketum PKB, dalam mendongkrak suara PKB di daerah-daerah tersebut.

Ketiga, Resources caleg yang kuat.

Sementara dominasi PKB di Jatim lebih karena faktor, sumber daya para calegnya yang kuat, petarung dan tingkat ketokohan yang diterima publik luas.

Rusdy Kirana di Jatim VIII, syaikhul Islam Ali Masyhuri dan Arzeti Bilbina, Halim Iskandar, Hanif Dhakiri, Ana Muawanah, Jazilul Fawaid, Fathan Subki, Kadir Karding, Marwan Jakfar, adalah profil sejumlah figur kuat dari sisi dana, keumatan dan birokrat.

Tetapi ada fenomena lain selain melonjaknya suara PKB secara nasional, justru dibarengi dengan menurunnya suara PKB di Jateng. Artinya, kenaikan PKB di Jatim dan turunnya PKB di Jateng, sama-sama terlepas dari aspek Muhaimin.

Keempat, Kedewasaan berpolitik para politisi PKB.

Hal yang menonjol yang berakibat langsung terhadap perolehan PKB adalah kematangan dan kedewasaan politik kader dan calegnya.

BERITA REKOMENDASI

Manajemen "iron hand" Muhaimin, yang menepikan kader-kader utama (meski diberi kesempatan nyaleg dan terpilih), tidak membuat sejumlah kader seperti Marwan Jafar ataupun sejumlah mantan elit PKB, seperti Ali Masykur Musa, Abdul Kadir Karding, Imam Nahrowi, Lukman Edy, Alwi Shihab, Hikam bahkan Mahfud MD berisik di luar.

Mereka mampu menahan diri untuk tidak memperuncing konflik dengan mempublish konflik-konflik tersebut. Sepertinya PKB banyak belajar dari Golkar dalam mengelola konflik internal.

Kelima, Ketepatan dalam menerapkan nano strategy.

Nano strategy adalah kampanye dengan teknik unik, kreatif dan memunculkan curiosity. PKB yang ber-genre partai aktivis, bisa disebut satu-satunya parpol yang masih menyisakan slot untuk para aktivis yang punya pengalaman luas dalam menjaga basis konstituen dan lihai dalam menghadapi pragmatisme massa.

Keberhasilan Kaisar Abu Hanifah di dapil Jogja dan Zainul Munasikin di dapil Sukabumi dan beberapa aktivis pmii yg lain tetapi dibekali dg sumber daya yang besar adalah Paragon nano strategy tersebut.

Keenam, Dukungan kyai kultural.

Seperti disebut sekjen PBNU Saifullah Yusuf, peran para kyai dalam menjaga dan mendongkrak suara PKB juga signifikan. Kyai Nurul Huda Jazuli, Ploso Kediri, yang menyebut PKB dan NU dengan "huwa huwa" dia (PKB) adalah dia (NU), adalah kerja politik nyata dalam menjaga captive market PKB.

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas