Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Jalur Gaza, Zona Pembunuhan Massal

Operasi Rafah oleh Israel ditentang Washington, karena diprediksi bakal menelan begitu banyak korban jiwa warga sipil Palestina.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Jalur Gaza, Zona Pembunuhan Massal
AFP/-
Orang-orang berjalan melewati bangunan yang hancur di sepanjang jalan di Khan Yunis pada 7 April 2024 setelah Israel menarik pasukan daratnya keluar dari Jalur Gaza selatan, enam bulan setelah perang dahsyat yang dipicu oleh serangan 7 Oktober. - Israel menarik seluruh pasukannya keluar dari Gaza selatan pada 7 April, termasuk dari kota Khan Yunis, kata militer dan media Israel, setelah berbulan-bulan pertempuran sengit dengan militan Hamas menyebabkan wilayah tersebut hancur. (Photo by AFP) 

Rekaman berikutnya menunjukkan rudal menghantam langsung pria ketiga, dan sejurus kemudian pria keempat juga dihantam rudal saat sedang berlutut.

Rekaman itu dipublikasikan situs berita Al Jazeera bulan lalu. Peristiwa ini mengingatkan aksi serupa oleh militer AS di Irak, yang dibocorkan Wikileaks pada 2010.

Konten berjudul “Collateral Murder” memperlihatkan selusin warga sipil Irak dibantai secara massal oleh pilot heli tempur Apache AH-64 milik AS di sebuah jalanan di Irak.

Penembakan dari udara itu dianggap seperti pertunjukan sirkus, atau permainan tempur ala game-game online.

Pembunuhan empat warga Palestina di Khan Younis yang terekam video drone Israel itu hanya sepotong drama mengerikan di Jalur Gaza yang jadi zona pembunuhan massal militer Israel.

Surat kabar Israel Haaretz menerbitkan artikel yang menyinggung soal “tidak ada perintah tertulis” yang menetapkan zona pembunuhan dalam buku militer Israel.

Namun menurut Haaretz, fakta berbicara, aksi-aksi kejam itu terus berlangsung tanpa pengawasan institusional.

Berita Rekomendasi

“Pada akhirnya, batas-batas zona ini dan prosedur operasi yang tepat bergantung pada interpretasi komandan di wilayah tertentu,” tulis Haaretz.

Berbicara kepada Haaretz, seorang perwira cadangan Israel menggambarkan keadaan tersebut dalam perspektif mereka.

“Di setiap zona pertempuran, komandan menentukan zona pembunuhan tersebut. … Segera setelah orang memasuki (suatu zona), terutama laki-laki dewasa, perintahnya adalah tembak dan bunuh, meskipun orang tersebut tidak bersenjata,” katanya.

Singkatnya, warga Palestina bisa dibantai hanya karena berada di wilayah yang secara sewenang-wenang ditetapkan sebagai “zona pembunuhan” oleh beberapa komandan Israel atau lainnya.

Jika terbunuh di “zona kematian”, kemungkinan besar seseorang akan segera ditambahkan oleh Israel ke daftar “teroris”.

Menurut Haaretz, tak kurang 32.000 warga Palestina diperkirakan terbunuh di Jalur Gaza selama enam bulan terakhir.

Sebanyak 13.000 di antaranya anak-anak hingga remaja. Dari jumlah itu, Israel mengatakan sekitar 9.000 orang adalah “teroris”.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas