Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Jalur Gaza, Zona Pembunuhan Massal
Operasi Rafah oleh Israel ditentang Washington, karena diprediksi bakal menelan begitu banyak korban jiwa warga sipil Palestina.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Sisanya tidak pernah dibahasakan secara faktual oleh pihak Israel. Penggunaan frasa itu secara sistematis bertujuan propagandis meletakkan kejahatan ada di pihak Palestina.
Kolumnis Al Jazeera, Belen Fernandez, menyatakan dalam konteks Israel inilah korban di “zona pembunuhan” bisa menjadi teroris juga.
Terlepas dari itu, mengenai kasus empat pejalan kaki di Khan Younis, seorang perwira senior militer Israel mengakui kepada Haaretz, target tidak bersenjata.
“Mereka tidak bersenjata. Mereka tidak membahayakan pasukan kami di daerah tempat mereka berjalan,” katanya.
Artikel tersebut selanjutnya mengutip spekulasi perwira yang sama, banyak warga sipil di Gaza menemui ajalnya setelah memasuki wilayah yang mereka pikir telah ditinggalkan oleh Israel.
Harapan mereka, masuk ke zona itu bisa menemukan makanan yang tertinggal mengingat sulitnya warga Gaza memperoleh bahan pangan.
“Ketika mereka pergi ke tempat-tempat seperti itu , mereka ditembak, karena dianggap sebagai orang yang dapat merugikan pasukan kami,” lanjut perwira itu.
Seorang juru bicara militer Israel dengan marah membantah laporan “zona pembunuhan”.
Namun pada akhirnya, Jalur Gaza adalah salah satu zona pembunuhan terbesar, dan Israel hampir tak terhentikan melaksanakan kebijakan pembunuhan massal seperti ini.
Sudah tak terhitung fakta menunjukkan Israel melakukan pembunuhan secara serampangan di Palestina.
Sejumlah rumah sakit di Jalur Gaza dihancurkan, dan itu lewat penyerbuan bersenjata serta pengeboman sistematis.
Lokasi-lokasi penampungan pengungsi yang dikelola badan-badan PBB juga dibombardir secara membabibuta.
Israel telah lama membanggakan kehebatannya dalam melakukan serangan udara yang tepat dan pembunuhan yang ditargetkan.
Namun jika angka 9.000 “teroris” yang tewas yang dihitung oleh tentara Israel mempunyai dasar yang nyata, sulit untuk menghitung lebih dari 23.000 pembunuhan tambahan lainnya.